REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Direktur pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, 29 Kantor Perwakilan BEI yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia masing-masing ditargetkan dapat menggaet 2 juta investor baru. Dengan demikian, akan ada tambahan 68 juta investor baru.
"Untuk mencapai target tersebut, maka digencarkan sosialisasi dan literasi keuangan, khususnya berinvestasi di pasar modal yang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Jeffrey disela kehadirannya di Makassar pada kegiatan Hershare 2025, Sabtu (26/4/2025)
Dia mengatakan, pentingnya literasi dan edukasi terkait pasar modal itu agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan investasi bodong yang menawarkan keuntungan yang tidak wajar.
Menurut dia, saat ini sudah sangat mudah berinvestasi di pasar modal dengan modal secukupnya. Apalagi sistem digitalisasi semakin mempermudah masyarakat menjangkau dan mengakses pasar modal.
"Kini siapa saja itu bisa mengakses pasar modal secara mudah dan murah, jadi saat ini untuk membuka rekening saham itu sepertinya dengan uang Rp20 ribu atau Rp50 ribu sudah bisa, bukan monopoli orang yang punya uang miliaran saja," katanya.
Dia juga mengingatkan, jika sekarang portofolio investasi itu dapat disesuaikan dengan profil masing-masing, dapat dari umur, sumber pendapatan dan lain-lain.
Sementara potensi investor baru, lanjut dia, perempuan dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar atau mahasiswa dan karyawan dapat berkecimpung dan bermain di pasar modal.
Hal tersebut dengan melihat data BEI bahwa total jumlah investor pasar modal yang mencapai 16.021.179 investor sampai dengan 22 April 2025, baru sekitar 40 persen perempuan. Padahal dari segi jumlah penduduk perempuan di Indonesia itu dominan daripada laki-laki.