Jumat 25 Apr 2025 16:44 WIB

RI Bidik Perluasan Ekspor ke Negara Anggota BRICS

Perluasan pasar merupakan strategi jangka panjang.

Seorang pria berjalan di depan logo KTT BRICS 2024 di gedung Kazan Expo di Kazan, Rusia, 21 Oktober 2024. Rusia mengatakan bahwa setiap upaya AS untuk memaksa negara-negara menggunakan dolar AS akan menjadi bumerang jika mereka menciptakan mata uang mereka sendiri.
Foto: EPA
Seorang pria berjalan di depan logo KTT BRICS 2024 di gedung Kazan Expo di Kazan, Rusia, 21 Oktober 2024. Rusia mengatakan bahwa setiap upaya AS untuk memaksa negara-negara menggunakan dolar AS akan menjadi bumerang jika mereka menciptakan mata uang mereka sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia tengah memperluas jangkauan pasar ekspor dengan membidik negara-negara anggota BRICS serta negara yang tergabung dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CPTPP).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut langkah ini sebagai respons dari adanya kebijakan tarif resiprokal AS. “Indonesia baru masuk menjadi BRICS dan ini juga menjadi akses pasar yang baru dan juga aksesi Indonesia di dalam CPTPP. Nah itu akan membuka pasar baru, baik itu UK, kemudian Meksiko, dan beberapa negara Latin Amerika lain,” kata Airlangga dalam konferensi pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Dagang Indonesia-Amerika Serikat secara daring di Jakarta, Jumat (25/4/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan bahwa perluasan pasar ini juga sejalan dengan upaya penyelesaian sejumlah perjanjian dagang strategis, salah satunya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).

“Kami sudah berkomunikasi dengan Komisioner IEU-CEPA dan mereka sekarang sangat terbuka serta ingin agar IEU-CEPA ini segera diselesaikan. Ini perubahan yang cukup mendasar,” imbuhnya.

Menko menegaskan bahwa perluasan pasar ke negara-negara BRICS, CPTPP, serta Uni Eropa merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk menghadapi tekanan tarif AS dan sekaligus memperkuat daya saing ekspor nasional di pasar global.

photo
Kekuatan Ekonomi BRICS - (REPUBLIKA)

 

Adapun dalam lawatannya ke AS, Airlangga mengungkap bahwa Pemerintah Indonesia terus mendorong negosiasi perdagangan bilateral dengan Negeri Paman Sam.

Sebagai bagian dari perundingan, pemerintah menawarkan proposal kerja sama yang memuat lima kepentingan nasional, yakni pemenuhan kebutuhan energi, akses pasar ekspor yang kompetitif, deregulasi usaha domestik, penguatan rantai pasok industri strategis dan mineral kritis, serta kerja sama iptek di sektor kesehatan, pertanian dan energi terbarukan.

Ia menyebut bahwa pendekatan Indonesia tersebut mendapat respons positif dari pejabat tinggi AS, termasuk dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Kementerian Keuangan AS, dan Kementerian Perdagangan AS.

“Dialog dan pembahasan teknis detail (negosiasi) akan dilakukan dalam dua minggu ke depan,” ungkapnya.

Airlangga juga menyebut bahwa Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang memberikan respons aktif dalam proses negosiasi dengan AS. Hal ini bisa memberikan keuntungan bagi Indonesia.

Saat ini, Indonesia tengah mempersiapkan lima sektor khusus untuk dibahas lebih lanjut dengan pihak AS dan telah membentuk kelompok kerja (working group) guna mempercepat proses pembahasan.

Dalam forum multilateral, Indonesia juga terus mendorong perdagangan yang adil dan setara, serta menolak pandangan bahwa kerja sama ekonomi harus bersifat zero-sum game.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement