Rabu 16 Apr 2025 22:05 WIB

Oxo Investasi Hampir Rp 1 Triliun untuk Kembangkan Real Estat Berkelanjutan

The Pavilions jadi hunian wellness living berstatus hak milik pertama di Indonesia

Oxo Group Indonesia mengucurkan dana hingga Rp 1 triliun untuk bangun lebih dari 100 unit properti di Bali sejak 2015.
Foto: dok istimewa
Oxo Group Indonesia mengucurkan dana hingga Rp 1 triliun untuk bangun lebih dari 100 unit properti di Bali sejak 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oxo Group Indonesia mengucurkan dana hingga Rp 1 triliun untuk bangun lebih dari 100 unit properti di Bali sejak 2015. Didirikan pada tahun 2015, Oxo adalah perusahaan pengembang dan pengelola properti butik yang berkantor pusat di Bali.

Dengan visi untuk menciptakan gaya hidup yang menginspirasi dan bermanfaat bagi para tamu dan investor, Oxo terkenal dengan standar desain yang cerdas, layanan premium, dan komitmen terhadap keberlanjutan. Portofolio perusahaan yang beragam mencakup hunian pribadi, vila, townhouse, studio, ruang kerja bersama, resor, dan dengan lebih dari dua puluh kapal pesiar yang dikelola, termasuk kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.

Pada tahun 2024, OXO Group Indonesia meluncurkan OXO The Residences, proyek perumahan senilai Rp 500 miliar yang terdiri dari 40 unit vila. Sementara di Juni 2025, Oxo mengumumkan akan meluncurkan OXO The Pavilions, proyek hunian pertama yang mengangkat konsep wellness living di Nuanu, Bali. Proyek ini merupakan pengembangan hunian berkonsep wellness living dengan status hak milik pertama di Indonesia.

Pendiri dan CEO Oxo Group Indonesia Johannes Weissenbaeck menyatakan Bali telah lama identik dengan kesehatan dan kebahagiaan, menarik wisatawan dan investor yang mencari keseimbangan, ketenangan, dan kehidupan holistik. Dengan lanskapnya yang subur, tradisi penyembuhan kuno, dan budaya kesehatan holistik yang berkembang pesat, Pulau Dewata adalah lokasi yang sempurna untuk konsep berkelanjutan. Namun hingga saat ini, konsep hunian yang fokus pada kesehatan—terutama di segmen premium dengan status hak milik—belum tersentuh di Indonesia.

Menurutnya, The Pavilions, merupakan hunian berkonsep wellness living pertama di Indonesia yang memperkenalkan b abak baru dalam dunia lifestyle real estate.Melalui proyek perintis ini, Oxo mendefinisikan ulang lanskap real estat dengan mengintegrasikan pengalaman hidup sehat kelas dunia ke dalam kehidupan sehari-hari.

“Visi kami adalah menciptakan sebuah tempat berlindung di mana para penghuninya dapat berkembang—secara fisik, mental, dan emosional—di tengah keindahan alam Bali,"ungkap dia. Proyek baru ini berakar kuat pada wellness architecture dan pendekatan holistik terhadap kehidupan itu sendiri. Terinspirasi oleh cara hidup tradisional di Bali, pihaknya mempelajari apa yang disebut ‘zona biru’ di mana orang hidup lebih lama dan lebih bahagia, menyeimbangkan kesendirian dan hubungan diri dengan interaksi sosial yang bermakna.

"Dengan mengingat hal ini, kami membawa misi untuk menciptakan ruang yang menginspirasi, menyembuhkan, dan meningkatkan pengalaman kesehatan ke tingkat baru yang menetapkan standar baru untuk kehidupan neo-luxury di Bali,” jelas Johannes.

Berkolaborasi dengan arsitek Austria yang telah diakui secara internasional Chris Precht, pendiri Studio Precht, yang dikenal dengan pendekatan arsitekturnya yang berkelanjutan dan organik, The Pavilions menawarkan 24 vila unik yang dirancang dengan cermat mulai dari 170 hingga 420 meter persegi.

Proyek ini mewujudkan integrasi yang harmonis antara alam dan desain. Visi inovatif Precht memastikan bahwa setiap hunian tidak hanya memenuhi standar internasional tetapi juga selaras dengan warisan budaya dan alam Bali yang kaya.

“Arsitektur harus mengekspresikan tempat dan waktunya. Di Bali, berarti kami harus merancang dengan memperhatikan sinar matahari, curah hujan, ritual, dan alam sekitar. Saatnya menciptakan bangunan yang fleksibel dan adaptif yang mencerminkan cara hidup manusia yang sebenarnya,” kata Chris Precht.

Berlokasi strategis di Nyanyi, dekat dengan Nuanu Creative City seluas 44 hektare, penghuni The Pavilions bakal memiliki akses yang mudah menuju pusat inovasi, budaya, dan kesehatan yang tumbuh pesat, dengan akses langsung ke komunitas Nuanu dan berbagai fasilitas canggih.

Lokasi yang prima ini memposisikan proyek ini sebagai landasan lanskap real estat Bali yang terus berkembang, yang melayani generasi baru warga global yang mencari pengalaman hidup yang bermakna, fokus pada kesehatan, dan berkelanjutan.

Johannes Weissenbaeck menuturkan, minat investor dan pariwisata di Bali bergeser ke arah barat, yakni ke daerah-daerah seperti Seseh, Nuanu, Cemagi, Kedungu, Tabanan, dan bahkan Tanah Lot. Mereka ini umumnya adalah keluarga yang mencari lingkungan yang lebih tenang dan terhubung dengan alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement