Kamis 10 Apr 2025 08:18 WIB

Trump Tunda Tarif, IHSG Siap Rebound Ikuti Bursa Global

Pada perdagangan Rabu (9/4/2025), bursa Wall Street kompak melonjak tajam.

Karyawan melintas didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. IHSG diprediksi akan rebound setelah Trump memutuskan menangguhkan kebijakan tarif.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. IHSG diprediksi akan rebound setelah Trump memutuskan menangguhkan kebijakan tarif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berbalik menguat (rebound) mengikuti bursa saham global, utamanya bursa Wall Street, AS. Kenaikan itu seiring pelaku pasar merespons positif penundaan tarif resiprokal ke berbagai negara selama 90 hari oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kecuali ke China.

"Tindakan Trump, pada akhirnya telah mendorong para pemimpin bisnis dan investor untuk mengubah arahnya," ujar Nico, panggilannya, di Jakarta, Kamis (10/4/2025).

Baca Juga

Dari domestik, Nico menilai langkah pemerintah membentuk satuan tugas (Satgas) untuk menangani isu pemutusan hubungan kerja (PHK) cukup tepat, demi menghadapi ancaman tarif Trump yang akan berdampak ke berbagai sektor.

Pemerintah akan segera memetakan daerah yang terdampak dan menyediakan solusi lapangan kerja. Presiden Prabowo juga meminta Kementerian Pertanian menyusun rencana strategis seiring investasi di sektor pertanian yang diperkirakan mampu menciptakan hingga 8 juta pekerjaan baru.

Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengusulkan pembentukan satgas PHK yang melibatkan perwakilan buruh, pengusaha, Kementerian Ketenagakerjaan, dan DPR demi merespons potensi PHK. "Eksekusinya harus efisien dan tidak terlalu membebani anggaran negara," ujar Nico.

Pada Rabu (9/4/2025) sore waktu AS, Trump telah mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.

Negara yang rencananya akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen, yang mana untuk baja, aluminium, dan mobil akan sama. Trump mengatakan sudah ada lebih dari 75 negara yang siap bernegosiasi dengan AS, di sisi lain, pihaknya akan tetap meninjau kemungkinan menaikkan tarif di sektor farmasi.

Pada perdagangan Rabu (9/4/2025), bursa Wall Street kompak melonjak tajam merespons keputusan Trump, yang mana indeks Dow Jones naik 7,69 persen, indeks Nasdaq naik 12,16 persen, dan Russell 2000 naik 8,66 persen.

Tidak hanya saham, imbal hasil obligasi US Treasury mulai berangsur normal, dari sebelumnya di level 4 persen di tengah ekspektasi akan pemangkasan tingkat suku bunga The Fed yang berkurang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement