Selasa 08 Apr 2025 14:53 WIB

Prabowo: Tidak Ada Hasil Instan, yang Instan Hanya Tongkat Nabi Musa

Ia menyatakan, seluruh proses pembangunan membutuhkan waktu.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Foto: YouTube PerekonomianRI
Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri Jakarta, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa tidak ada hasil instan dalam menjalankan pemerintahan. Ia menyatakan, seluruh proses pembangunan membutuhkan waktu, perencanaan matang, dan pelaksanaan yang sabar dan konsisten.

“Dalam manajemen usaha, organisasi, dan proyek, tidak bisa hasilnya muncul seketika. Yang bisa seketika hanya Nabi Musa yang punya tongkat,” kata Prabowo dalam pidatonya dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Baca Juga

Menurutnya, rakyat perlu memahami bahwa keberhasilan suatu program tidak datang dalam waktu singkat. Ia menekankan, pemerintah perlu waktu untuk menyusun strategi, mengumpulkan data yang benar, memilih orang yang tepat untuk melaksanakan rencana dan menjalankan semua langkah itu secara bertahap.

“Kita manusia tidak bisa seketika. Semua itu adalah perencanaan. Perencanaan jasanya adalah pengumpulan data yang benar, perencanaan mencari orang untuk melaksanakan rencana itu, gagasan terbaik tanpa awak yang bisa melaksanakan tindakan—itu baru mulai,” ujarnya.

Ia mengibaratkan proses pembangunan seperti menanam pohon. Diperlukan benih yang bagus, tanah yang cocok, air yang cukup, dan cuaca yang mendukung. Hasilnya baru akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan.

“Contoh pelaksanaan baru hasil. Ini ada fenomena hidup. Nggak bisa kita tanam pohon, kita minta buahnya turun. Tidak mungkin. Ini melawan hukum alam,” kata Prabowo.

Dalam konteks pembangunan ekonomi nasional, ia menekankan pentingnya keteguhan dan ketabahan. “Jadi dibutuhkan perencanaan, pemilihan personalia, pelaksanaan yang benar, dan keteguhan, ketabahan, dan kesabaran.”

Prabowo juga menjelaskan bahwa sejak awal menjabat, dirinya memilih untuk menahan diri dalam berkomunikasi ke publik karena ingin mendahulukan kerja nyata. Ia mengaku enggan berbicara tanpa hasil konkret.

“Saya menganut filosofi talk less, do more. Saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya,” ucapnya.

Ia mengingatkan bahwa pengelolaan negara tidak bisa disamakan dengan retorika politik semata. Pemerintah, katanya, harus bekerja berdasarkan prinsip dan rencana yang terstruktur, bukan sekadar janji.

“Yang bisa seketika itu hanya Nabi Musa yang punya tongkat,” tegasnya sekali lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement