REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa (8/4/2025) pagi, di Jakarta melemah sebesar 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp 16.846 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.822 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra menilai nilai tukar (kurs) rupiah bisa memperoleh sentimen positif dari aksi buy on dip di sebagian pasar saham Asia. “Aksi buy on dip pasar hari ini bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko, (kendati) pasar masih rentan tertekan pekan ini karena isu perang tarif masih bergulir dan pasar menunggu hasil negosiasi tarif beberapa negara,” ungkapnya di Jakarta, Selasa.
Pada pagi ini, lanjutnya, sebagian pasar saham Asia terlihat rebound. Hal ini menandakan banyak investor memanfaatkan momen harga yang sudah menurun signifikan di berbagai bursa saham dengan harapan ke depan pasar akan melonjak kembali.
“Sentimen ini bisa positif, bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” kata dia.
Menurut Aris, pasar keuangan Indonesia yang baru buka hari ini mungkin merespon negatif terhadap berbagai isu selama libur Lebaran, terutama soal pengumuman tarif impor baru AS dan aksi balasan dari beberapa negara seperti China dan Kanada.
“Jadi, mungkin saja rupiah akan bergerak di Rp 16.800 di awal perdagangan dan bisa ditutup lebih kuat di akhir perdagangan hari ini di sekitar Rp 16.700,” ucap dia.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa pagi di Jakarta melemah sebesar 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp 16.846 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.822 per dolar AS.