REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,7 triliun pada tahun 2024. Keuntungan sebesar itu sebagian besar didorong oleh kinerja yang solid di segmen bisnis inti serta manfaat dari inisiatif deleveraging strategis.
Group CEO Lippo Indonesia, John Riady, menjelaskan upaya yang telah dilakukan manajemen untuk mencapai kinerja keuangan yang baik tahun lalu. Ia mengungkapkan manajemen fokus pada perbaikan operasional, disiplin keuangan, dan penciptaan nilai kepada pelanggan.
Strategi itu dinilainya berhasil dicapai menjadi kinerja yang solid di seluruh bisnis properti, perawatan kesehatan, maupun gaya hidup. "Kami tetap berkomitmen pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentigan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (7/4/2025).
Pada segmen real estate, platform real estate dan layanan kesehatan terkemuka di Indonesia ini mencatatkan pendapatan yang meningkat 15 persen YoY menjadi Rp 5,06 triliun. Kenaikan didukung oleh serah terima unit hunian dan komersial tepat waktu, penjualan tanah strategis, serta permintaan yang terus berlanjut untuk lahan makam di San Diego Hills.
"EBITDA tercatat stabil pada kisaran Rp 1,1 triliun, mencerminkan manajemen biaya yang efisien dan pelaksanaan operasional yang efektif," ujar dia dalam rilis tersebut.
Selain itu, pra penjualan tercatat sebesar Rp 6,01 triliun, melebihi target tahunan sebesar 12 persen. Pencapaian ini menegaskan permintaan pasar yang kuat terhadap rumah tapak dengan harga yang terjangkau, dengan proyek unggulan seperti Cendana Homes, XYZ Livin, dan Waterfront Uptown mendominasi penjualan.
Peluncuran hunian terbaru, termasuk Zen Series, Cendana Suites, dan Blackslate Series di Park Serpong, serta XQ Livin di Lippo Cikarang Cosmopolis, turut berkontribusi pada peningkatan volume dan harga.
Pada November 2024, LPKR mulai melakukan serah terima fase pertama Park Serpong, yang mencerminkan komitmen kuat Perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan dan penyerahan proyek tepat waktu. Pembangunan ini diselesaikan lebih cepat dari jadwal yang dijanjikan, yakni dalam waktu kurang dari 18 bulan.
Segmen layanan kesehatan yang dijalankan oleh anak usaha PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) juga menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan di berbagai metrik operasional utama sepanjang tahun 2024. Jumlah pasien rawat inap meningkat delapan persen YoY menjadi 326.030, jumlah hari rawat inap naik tujuh persen menjadi 1.007.479, dan kunjungan rawat jalan meningkat tujuh persen, melampaui 4 juta kunjungan.
Pada tahun 2024, SILO mengoperasikan 4.133 tempat tidur dengan tingkat hunian mencapai 66,6 persen, naik dua persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Setelah melakukan divestasi sebagian sahamnya, LPKR kini memegang 29,09 persen saham di SILO. Sejak Juni 2024, LPKR telah mendekonsolidasikan kinerja keuangan SILO, dan kini melaporkan kinerja tersebut sebagai investasi pada asosiasi dalam laporan keuangannya.
Segmen gaya hidup, yang terdiri dari bisnis mal dan hotel, melaporkan kinerja yang solid dengan pendapatan mencapai Rp 1,4 triliun. Laba kotor meningkat 13 persen menjadi Rp 967 miliar dan EBITDA tumbuh 34 persen menjadi Rp 387 miliar.
Dalam hal kinerja operasional, tarif rata-rata kamar hotel pada tahun 2024 meningkat tujuh persen menjadi Rp 624 ribu, dan tingkat hunian rata-rata telah stabil di 69 persen. Selain itu, jumlah pengunjung mal rata-rata meningkat lima persen menjadi 10,5 juta pengunjung pada tahun lalu.