REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) semakin memperkuat integrasi rantai pasok aluminium nasional.
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) akan memasuki fase 2 untuk melengkapi SGAR Fase I, yang memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dan ditargetkan mulai beroperasi penuh pada kuartal I 2025.
Dengan pengembangan ini, total kapasitas produksi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, akan mencapai 2 juta ton per tahun. Proyek SGAR Fase 2 saat ini berada dalam tahap persiapan penyelesaian Bankable Feasibility Study (BFS) dan Final Investment Decision (FID), yang ditargetkan rampung pada 2025.
Kedua dokumen ini akan menjadi dasar untuk memulai proses engineering, procurement, and construction (EPC). Sebagai bagian dari strategi hilirisasi, INALUM juga akan membangun smelter aluminium baru guna menyerap alumina yang dihasilkan, sekaligus memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah mineral Indonesia. Dengan integrasi yang lebih kuat, proyek ini akan menjawab kebutuhan aluminium nasional yang saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun.
"Kami melihat kebutuhan aluminium nasional terus meningkat. Oleh karena itu, kami memperkuat suplai dan rantai pasok agar dapat mendukung industrialisasi sektor manufaktur Indonesia di masa depan," ujar Dilo, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (29/3/2025).
Ia menambahkan dengan ekosistem rantai pasok aluminium yang semakin solid, Grup MIND ID akan memperkuat eksplorasi cadangan bauksit guna memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku. "Cadangan bauksit nasional saat ini tercatat sebesar 158,83 juta ton, sementara kebutuhan produksi akan terus meningkat di masa mendatang," jelas Dilo.
