Selasa 25 Mar 2025 18:55 WIB

Cuaca Ekstrem Mengintai, PLN Siapkan Sistem Backup Berlapis untuk Lebaran 2025

PLN menyiapkan sistem backup berlapis khususnya di lokasi-lokasi vital.

PLN melakukan serangkaian langkah antisipatif, seperti sistem backup berlapis, guna memastikan keandalan suplai listrik untuk seluruh pelanggan. (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
PLN melakukan serangkaian langkah antisipatif, seperti sistem backup berlapis, guna memastikan keandalan suplai listrik untuk seluruh pelanggan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan serangkaian langkah antisipatif, seperti sistem backup berlapis, guna memastikan keandalan suplai listrik untuk seluruh pelanggan dapat terus terjaga di tengah cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi pada periode mudik hingga Lebaran 2025.

“PLN menyiapkan sistem backup berlapis khususnya di lokasi-lokasi vital yang menjadi pusat kegiatan masyarakat dan lokasi VVIP seperti kantor-kantor pemerintahan dan pelayanan publik lainnya,” ucap Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

Baca Juga

Adi menyampaikan PLN telah melakukan tindakan preventif melalui pengecekan menyeluruh mulai dari pasokan pembangkit, jaringan transmisi hingga jaringan distribusi. PLN pun telah menetapkan masa siaga kelistrikan yang dimulai sejak 17 Maret–11 April 2025.

Berbagai tindakan preventif tersebut menyusul laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi diprediksi masih akan terus berlanjut hingga periode mudik Lebaran 2025.

Terkait potensi gangguan di sekitar jaringan listrik yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem, pihaknya telah melakukan inspeksi secara luas dan melakukan pembersihan di sepanjang right of way (ROW) jaringan transmisi dan jaringan distribusi PLN.

Ia juga meminta dukungan masyarakat untuk dapat menginformasikan apabila menemukan lokasi-lokasi jaringan listrik di sekitar tempat tinggal yang rawan tersentuh pohon, agar segera dilakukan pembersihan oleh PLN.

"Kami melakukan inspeksi secara menyeluruh, baik untuk jaringan distribusi maupun transmisi kami, khususnya Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Data-data yang kami dapatkan ini untuk memastikan kebersihan jalur ROW di sekitar jaringan, sehingga dapat meminimalisir potensi gangguan seperti kerawanan pohon dan gangguan lainnya," ucap Adi.

Ada pun kata Adi, suplai kelistrikan utama saat ini berasal dari kekuatan daya mampu pembangkit sebesar 67 gigawatt (GW). Dengan beban puncak sebesar 45 GW, maka masih terdapat reserve margin hingga 22 GW atau sebesar 49 persen untuk menghadapi periode Idul Fitri 1446 Hijriyah.

Kekuatan daya mampu pembangkit tersebut juga ditopang oleh kecukupan dari pasokan energi primer, seperti batu bara yang mencapai lebih dari 22 hari operasi (HOP), gas lebih dari 30 HOP, dan BBM lebih dari 20 HOP.

"Ini saya kira adalah sesuatu persiapan yang sangat cukup dari sisi pembangkitan. Selain itu, sebelumnya kami juga melakukan pemeliharaan pembangkit kira-kira satu bulan yang lalu, sehingga pada saat Siaga Idul Fitri nanti itu tidak akan ada pemeliharaan-pemeliharaan pembangkit dan siap untuk beroperasi," ujar Adi.

Backup kelistrikan selanjutnya yang disiapkan berupa 1.839 unit genset, 636 Uninterruptible Power Supply (UPS), dan 1.276 Unit Gardu Bergerak (UGB) yang disiagakan di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia. PLN pun telah menerjunkan 69 ribu personel siaga khusus yang dibekali dengan peralatan lengkap serta 3.830 posko siaga yang tersebar seantero tanah air.

”Untuk memastikan pasokan listrik kepada pelanggan tetap andal dan aman, kami juga sudah menyiapkan sistem kelistrikan yang berlapis dan peralatan pendukung serta membentuk special force di periode Siaga Idul Fitri 1446 Hijriyah,” kata Adi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement