REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Wakil Direktur Utama (Wadirut) Perum Bulog Marga Taufiq menegaskan bahwa perawatan maksimal terhadap beras yang ada di gudang dilakukan untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga dan bebas dari kutu demi ketahanan pangan nasional. Marga menjelaskan bahwa beras di gudang Bulog dirawat dengan sistem perawatan yang terjadwal, seperti pemeriksaan berkala setiap bulan, dua bulan, dan tiga bulan untuk menjaga kualitasnya.
"Jadi ketika beras di dalam gudang itu ada namanya sistem perawatan per bulan, per dua bulan, per tiga bulan," kata Marga ditemui di sela menghadiri panen raya di Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (22/3/2025).
Marga menyampaikan hal itu ketika awak media mengkonfirmasi mengenai dugaan temuan beras berkutu di Gudang Perum Bulog oleh Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto saat melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta. Titiek menyampaikan temuan tersebut dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian (Kementan) pada Selasa (11/3). Komisi IV DPR diketahui membidangi urusan di bidang pertanian, lingkungan hidup dan kehutanan, serta kelautan dan perikanan.
Menanggapi hal itu, Marga mengaku bahwa meskipun pihaknya belum mengetahui lebih pasti namun pemeriksaan dan perawatan terus dilakukan. "Sangat insidentil, kita belum tahu ya, gudang besar seperti itu," ucap Marga.
Ia menambahkan bahwa selain pemeriksaan, Bulog juga mengadakan pemeliharaan khusus melalui program fumigasi untuk mengendalikan hama dan kutu yang dapat merusak kualitas beras yang disimpan di gudang.
"Ya kita ada perintah kemarin, kan kita cek. Tapi selama ini Bulog mengadakan pemeliharaan yang khusus. Ada jadwal kok, ada namanya fumigasi, kapan-kapan teman-teman (media) nanti lihat caranya pelihara itu," tutur Marga.
Ia juga mengaku bahwa pihaknya telah mendapat perintah untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi gudang Bulog lainnya agar perawatan dan pengawasan beras di seluruh gudang tetap terjaga dengan baik. Jika ditemukan kerusakan pada beras, Marga menegaskan bahwa beras yang rusak tidak akan dijual kepada masyarakat, dan tim khusus akan menangani masalah tersebut dengan tepat sesuai prosedur.
Dia menggarisbawahi bahwa Bulog sebagai sahabat petani terus berkomitmen untuk menjaga kualitas dan ketahanan pangan, serta memastikan beras yang sampai ke masyarakat dalam kondisi terbaik.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menyatakan bahwa pihaknya terus menjaga kualitas beras agar tetap terjaga dari kerusakan, salah satunya dengan melakukan fumigasi secara rutin setiap beberapa bulan untuk mencegah adanya kutu pada beras.
Dia menyampaikan, fumigasi dilakukan sebagai bagian dari perawatan beras yang disimpan di gudang, memastikan beras tidak terkontaminasi hama dan tetap layak konsumsi hingga distribusi ke konsumen. Ia juga menyebutkan bahwa stok beras yang disimpan di gudang Bulog saat ini mencapai hampir 2 juta ton untuk kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
Meskipun terdapat stok yang cukup besar, Bulog menegaskan bahwa kini mereka fokus pada upaya memaksimalkan produksi beras dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor beras.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto mengungkap temuan beras impor telah berkutu di Gudang Perum Bulog. Hal ini berdasarkan temuan saat melakukan kunjungan ke Yogyakarta.
Kunjungan ini dilakukan saat masa reses DPR beberapa waktu lalu. Titiek menyebut, beras itu merupakan stok impor yang dilakukan tahun lalu.
"Pada reses lalu, pada kunjungan kerja yang lalu, saya memimpin tim ke Yogya, dan kami meninjau Gudang Bulog. Di situ kami menemukan masih banyak beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog yang sudah banyak kutu," kata Titiek Soeharto dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian, Selasa (11/3).