REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media asing ikut menyoroti kejatuhan bursa saham Indonesia yang amblas hingga 7 persen. Financial Times menulis judul "Indonesian stocks tumble 7% on concerns over economy" (Saham Indonesia Anjlok 7% karena kekhawatiran ekonomi).
"Indeks saham utama Indonesia turun 7 persen pada Selasa karena kekhawatiran meningkat atas melemahnya belanja konsumen di ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan rencana belanja besar Presiden Prabowo Subianto,"tulis FT.
Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta turun sebanyak 7,1 persen hingga mencapai level terendah sejak 2021. Bursa saham menghentikan perdagangan sebentar setelah indeks jatuh 5 persen tetapi saham turun lebih jauh ketika perdagangan dilanjutkan.
Menurut FT, indeks telah merosot sekitar 14,2 persen tahun ini dan termasuk yang berkinerja terburuk secara global. Rupiah juga turun sekitar 2 persen tahun ini.
"Investor telah dihantui oleh melambatnya konsumsi di Indonesia, di mana daya beli dan keyakinan konsumen telah menurun dalam beberapa bulan terakhir," tulis FT.
Data dari bank sentral pekan lalu menunjukkan bahwa keyakinan konsumen turun pada bulan Februari untuk bulan kedua berturut-turut.
FT melanjutkan, kelas menengah Indonesia telah berada di bawah tekanan dari kurangnya lapangan kerja formal yang memadai dan penurunan sektor manufaktur.
Pada Januari, Bank Indonesia secara tak terduga memangkas suku bunga untuk mendorong pertumbuhan meskipun nilai tukar rupiah melemah. Bank Indonesia juga menurunkan perkiraan pertumbuhan setahun penuh ke kisaran 4,7-5,5 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,8-5,6 persen.