REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dengan sejumlah negara pada Februari 2025. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina menjadi tiga mitra yang memberikan surplus neraca perdagangan terbesar untuk Indonesia.
"Dengan AS mencapai surplus 1,57 miliar dolar AS, India yang mengalami surplus sebesar 1,27 miliar dolar AS, dan Filipina dengan 0,75 miliar dolar AS," ujar Amalia saat jumpa pers di Jakarta, Senin (17/3/2025).
Amalia menyampaikan surplus dengan AS ditopang komoditas mesin dan perlengkapan elektronik, komoditas pakaian dan aksesorisnya yang berupa rajutan serta alas kaki. Dengan India, ucap Amalia, surplus terbesar disumbang komoditas bahan bakar mineral, terutama batu bara, kemudian lemak dan minyak hewan nabati, CPO, serta besi dan baja.
"Dengan Filipina, surplus disumbang oleh komoditas kendaraan dan bagiannya, kemudian bahan bakar mineral atau batu bara, serta lemak dan minyak hewan nabati, terutama oleh minyak sawit," lanjut Amalia.
Amalia mengatakan BPS juga mencatat defisit perdagangan Indonesia dengan beberapa negara. Amalia menyebut tiga terbesar adalah dengan Cina sebesar 1,76 miliar dolar AS, Australia sebesar 0,43 miliar dolar AS, dan dengan Brasil mengalami defisit sebesar 0,17 miliar dolar AS.
"(Defisit dengan Cina) ini disumbang oleh komoditas terutama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lalu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan juga kendaraan dan bagiannya," ucap Amalia.
Amalia memaparkan komoditas bahan bakar mineral, terutama batu bara, biji logam menjadi kontributor terhadap defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Australia. Sementara defisit dengan Brasil, lanjut Amalia, disumbang oleh ampas dan sisa industri makanan, terutama untuk pakan hewan, kapas dan juga gula.
"Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama periode Januari sampai dengan Februari 2025 mencapai 6,61 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Amalia.