REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Survei terhadap lebih dari 100.000 orang Jerman mengungkapkan bahwa 94 persen tidak akan membeli kendaraan Tesla. Ini bukan pertanda baik bagi produsen mobil tersebut, yang penjualannya telah anjlok drastis di pasar Eropa.
Pada tahun 2024, Tesla mengalami penurunan penjualan sebesar 41 persen di Jerman dibandingkan dengan tahun 2023 meskipun penjualan kendaraan listrik melonjak 27 persen selama tahun tersebut. Hal ini telah menimbulkan tanda tanya besar tentang masa depan Tesla di Jerman.
Tetapi fakta itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kinerja Tesla sejauh ini pada tahun 2025. Penjualan Tesla turun 70 persen dalam dua bulan pertama tahun 2025, dan sekali lagi, itu dibandingkan dengan kinerjanya yang sudah buruk pada tahun 2024.
Ada banyak faktor yang berperan, termasuk meningkatnya persaingan kendaraan listrik dan pergantian Model Y. Tetapi dalam beberapa bulan terakhir, para pakar industri telah mengaitkan penurunan Tesla di negara itu dengan warga Jerman yang kesal dengan campur tangan CEO Tesla Elon Musk dalam pemilihan lokal dan mempromosikan partai AfD yang berhaluan kanan jauh.
Musk saat ini sedang diselidiki di Eropa atas campur tangannya dalam politik, dan reputasinya telah hancur di Jerman setelah beberapa kali memberi hormat Seig Heil pada pelantikan Trump dan beberapa unggahan yang meragukan yang mempromosikan ideologi fasis dan Nazi.
Hal ini tidak membantu prospek Tesla di Eropa, khususnya Jerman. Hanya 20 persen di Jerman pemilih yang berpihak pada AfD, dan Tesla tidak seharusnya mengandalkan mereka sebagai calon pelanggan.