Rabu 12 Mar 2025 19:41 WIB

Pedagang Enggan Jual Minyakita

Pedagang mengaku selama ini sudah curiga dengan volume Minyakita.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Satria K Yudha
Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf (tengah) bersama Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Moga Simatupang (dua kanan) melakukan uji takar produk Minyakita di salah satu mitra pengemasan MinyaKita di Cakung, Jakarta , Rabu (12/5/2025). Kementerian Perdagangan bersama Satgas Pangan Polri berkomitmen terus menjalankan pengawasan secara intensif terhadap distribusi barang kebutuhan pokok (bapok), salah satunya Minyakita dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kerugian masyarakat. Selain itu Kementerian Perdagangan bersama Satgas Pangan Polri juga akan memperketat pengawasan  MinyaKita yang beredar di pasar tradisional untuk menjaga ketersediaan pasokan periode Ramadhan dan Lebaran 2025.
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf (tengah) bersama Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Moga Simatupang (dua kanan) melakukan uji takar produk Minyakita di salah satu mitra pengemasan MinyaKita di Cakung, Jakarta , Rabu (12/5/2025). Kementerian Perdagangan bersama Satgas Pangan Polri berkomitmen terus menjalankan pengawasan secara intensif terhadap distribusi barang kebutuhan pokok (bapok), salah satunya Minyakita dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kerugian masyarakat. Selain itu Kementerian Perdagangan bersama Satgas Pangan Polri juga akan memperketat pengawasan MinyaKita yang beredar di pasar tradisional untuk menjaga ketersediaan pasokan periode Ramadhan dan Lebaran 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sejumlah pedagang sembako di Pasar Kanoman Kota Cirebon memilih untuk berhenti menjual minyak goreng merek Minyakita. Tak hanya soal takarannya, harga minyak itu pun melampaui harga eceran tertinggi (HET).

Salah seorang pedagang sembako di Pasar Kanoman, Herman, mengaku sudah tidak menjual Minyakita sejak beberapa hari yang lalu. Pasalnya, barang tersebut susah diperoleh.

Baca Juga

“Hanya ada satu distributor yang mengirim Minyakita ke pasar ini,” katanya, Rabu (12/3/2025).

Herman mengungkapkan, jika pun ada pengiriman Minyakita lagi dari distributor, ia mengaku saat ini tidak mau menjualnya terlebih dahulu. Hal itu menyusul ramainya pemberitaan mengenai volume Minyakita yang tidak sesuai takarannya.

Herman pun mengaku selama ini sudah curiga dengan volume Minyakita. Pasalnya, dalam satu dus minyak goreng tersebut, ketinggian minyaknya tidak sama, baik dalam kemasan botol maupun pouch.

“Kalau minyak goreng merek lainnya sama tingginya (volume minyaknya),” tuturnya.

Meski demikian, Herman mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagai pedagang, ia hanya menjual barang yang sudah didistribusikan ke tokonya.

Seorang pedagang lainnya di pasar tersebut, Rita, juga mengaku saat ini memilih untuk berhenti menjual Minyakita. Selain harganya yang di atas harga eceran tertinggi, pasokannya juga sulit diperoleh.

Ia menyebutkan, harga yang tercantum di kemasan minyak goreng Minyakita hanya Rp 14 ribu per liter. Namun, distributor mematok harga lebih dari Rp 14 ribu. “Jadi saya jualnya juga lebih mahal, Rp 16 ribu per liter,” ujarnya.

Rita mengaku keengganannya untuk menjual Minyakita saat ini juga ditambah dengan ramainya kabar tentang kurangnya takaran minyak goreng tersebut. Selain itu, ada juga kabar dugaan oplosan dan wacana penghentian produksinya.

Rita berharap pemerintah segera membenahi produksi dan pemasaran Minyakita. Pasalnya, peminat Minyakita selama ini cukup tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement