REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS menguat pada perdagangan Senin (24/2/2025). Penguatan rupiah pada hari ini terjadi seiring dengan diluncurkannya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai sovereign wealth fund (SWF) anyar Indonesia.
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 35 poin atau 0,21 persen menuju level Rp 16.278 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (24/2/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di Rp 16.313 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen internal penguatan Mata Uang Garuda diantaranya karena pemerintah meluncurkan Danantara, yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu SWF terbesar di dunia, dan mampu mendongrak perekonomian nasional hingga mencapai target 8 persen.
“Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia pada Senin (24/2). Prabowo mengatakan dana awal yang dikelola Danantara akan berasal dari hasil efisiensi yang selama ini dilakukan pemerintah,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (24/2/2025).
Peresmian Danantara ditandai oleh penandatanganan Keppres tentang BPI Danantara. Prabowo mengatakan, Danantara akan mengelola dana sekitar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 325 triliun, yang merupakan hasil dari efisiensi anggaran yang ketat dalam 100 hari pertama pemerintahan.
“Dana Rp300 triliun yang disampaikan Prabowo adalah pendanaan awal proyek investasi yang dikelola Danantara. Prabowo dalam pidatonya menjabarkan bahwa dana tersebut akan dialokasikan untuk 20 plus proyek nasional sebagai bagian dari industrialisasi dan hilirisasi Indonesia,” ujarnya.
Gelombang pertama investasi Danantara akan difokuskan kepada proyek-proyek hilirisasi mineral seperti nikel, bauksit, dan tembaga, selain proyek lain seperti pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak hingga energi terbarukan.
Adapun, total Aset Dalam Pengelolaan (AUM) yang dimiliki oleh Danantara mencapai hingga 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.700 triliun. Dana jumbo tersebut diharapkan bisa menggeliatkan berbagai proyek-proyek besar, yang pada akhirnya ditargetkan bisa berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.