Sabtu 22 Feb 2025 13:25 WIB

CIMB Niaga Catatkan Laba Rp 8,7 Triliun di 2024, Didukung Digitalisasi dan Kualitas Aset

CIMB Niaga telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 59,1 triliun

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Layanan OCTO Pay milik CIMB Niaga. CIMB Niaga mencatatkan laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp 8,7 triliun sepanjang tahun 2024.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Layanan OCTO Pay milik CIMB Niaga. CIMB Niaga mencatatkan laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp 8,7 triliun sepanjang tahun 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mencatatkan laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp 8,7 triliun sepanjang tahun 2024, meningkat 4,4 persen secara year on year (yoy). Peningkatan ini menghasilkan earnings per share sebesar Rp 271,59, yang turut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Bank.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan, pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi Forward23+ dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan di berbagai segmen bisnis utama. “Berkat strategi ini, kami dapat menghadirkan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta memberikan nilai positif bagi masyarakat luas, dengan tetap berfokus pada inovasi digital dan peningkatan pengalaman nasabah,” ujar Lani dalam keterangan, Kamis (20/2/2025).

Baca Juga

Kualitas aset CIMB Niaga juga menunjukkan perbaikan dengan penurunan rasio gross non-performing loan (NPL) menjadi 1,8 persen pada 2024 dari 2,0 persen di tahun sebelumnya. Sementara itu, posisi permodalan dan likuiditas tetap kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23,3 persen dan loan to deposit ratio (LDR) di level 86,3 persen.

Dari sisi aset, total aset konsolidasian CIMB Niaga mencapai Rp 360,2 triliun per 31 Desember 2024, memperkuat posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 10,5 persen yoy menjadi Rp 260,6 triliun, didorong oleh pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 14,2 persen yoy menjadi Rp172,1 triliun, dengan rasio CASA mencapai 66,0 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement