REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi XII DPR RI mendukung BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) untuk terus memperkuat ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Ini termasuk upaya proaktif Grup MIND ID dalam menjalankan hilirisasi mineral. Targetnya, aksi demikian, dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Dalam rapat dengar pendapat pada awal pekan ini, Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menyampaikan bahwa MIND ID melalui PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan Indonesia Battery Corporation (IBC) telah menjalankan program hilirisasi dengan sangat baik. Pelaksanaan program hilirisasi ini tertuang pada Asta Cita ke-lima Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yakni melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi.
Dia menekankan program hilirisasi dan industrialisasi akan memperoleh multiplier effect seperti meningkatkan nilai tambah bahan baku, menarik investasi ke dalam negeri, menghasilkan devisa ekspor, menyerap tenaga kerja. Pada akhirnya menjadi instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi minimal 8 persen.
"Komisi XII DPR mendorong IBC dan mitra strategisnya untuk tetap berkomitmen membangun pabrik battery cells yang terintegrasi hulu sampai ke hilir, serta memastikan segala tahapannya dapat terpenuhi dan memberikan keuntungan keuntungan kepada negara," katanya, dalam keterangan resmi MIND ID, dikutip Rabu (19/2/2025).
Direktur Utama IBC Toto Nugroho menyebut keterlibatan BUMN, khususnya MIND ID, sangat penting dalam mendukung hilirisasi mineral pada ekosistem kendaraan listrik. "Dengan program yang dijalankan ini, IBC pun optimis untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam ekosistem EV secara end-to-end."
Menurutnya, MIND ID memiliki pengelolaan bahan material penting yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan energi terbarukan. Terlebih, saat ini sekitar 50 persen bahan baku baterai kendaraan listrik dunia berasal dari Indonesia, dan hampir sebagian besar merupakan pengelolaan dari Grup MIND ID.
"Kita memiliki semua sumber daya alam mulai dari nikel, kobalt, timah, batu bara, tembaga, emas, dan bauksit, yang semuanya berada di bawah Grup MIND ID. Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi production hub baterai kendaraan listrik,” ujar Toto.
MIND ID telah menyiapkan alokasi investasi sebesar Rp 20,6 triliun untuk lima proyek strategis. Salah satu proyek prioritas adalah pengembangan nikel di Halmahera Timur, yang meliputi pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.