Rabu 19 Feb 2025 08:01 WIB

Bank Danamon Berharap BI Turunkan Suku Bunga

Hal itu diharapkan memberikan dampak positif baik bagi Danamon maupun perbankan.

Gedung Bank Danamon.
Foto: Bank Danamon
Gedung Bank Danamon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk berharap suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate bisa turun satu kali lagi pada tahun ini. Hal itu diharapkan memberikan dampak positif baik bagi Bank Danamon sendiri maupun perbankan secara nasional.

“Dari segi perbankan, kita berharap bahwa akan ada satu kali cut lagi dari BI. Kita sebenarnya belum tahu apakah itu akan terjadi di meeting besok atau meeting nantinya. Tapi cut ini kita berharap di first half tahun 2025 ini,” kata Direktur Keuangan Bank Danamon Muljono Tjandra dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Baca Juga

Pada Rabu (19/2/2025), BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Februari 2025. Sebelumnya pada Januari lalu, BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,75 persen. Muljono mengatakan, peluang penurunan suku bunga ke depan tidak hanya akan berdampak baik bagi bisnis Bank Danamon tetapi juga likuiditas diharapkan akan menjadi jauh lebih baik.

Dari sisi pendanaan, pada 2024, Bank Danamon mencatatkan pertumbuhan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar 9 persen yoy mencapai Rp 153,2 triliun. Secara khusus, total pendanaan granular mencapai Rp 93,6 triliun atau tumbuh 8 persen year on year (yoy).

Muljono mengamini bahwa sepanjang tahun 2024, terutama menjelang akhir tahun, terdapat tekanan (pressure) terhadap DPK. Kondisi ini direspons secara hati-hati oleh Bank Danamon, di mana salah satu upaya yang dilakukan yakni menumbuhkan pendanaan granular.

Bank Danamon juga berhati-hati untuk menentukan pricing deposito berjangka (TD) serta dana murah (current account savings account/CASA). Muljono mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi adanya nasabah yang mencoba menggeser portofolio dari CASA kepada imbal hasil yang lebih tinggi yaitu TD dan wealth management.

“Terlepas dari itu semua, kita melihat bahwa funding kita masih tumbuh dengan baik untuk mendukung (pertumbuhan) loan. Dan juga granular funding kita tumbuh dengan baik,” kata dia.

Dari sisi intermediasi, Bank Danamon mencatat pertumbuhan total kredit (loan) dan trade finance konsolidasian sebesar 8 persen yoy menjadi Rp 189,4 triliun. Adapun margin bunga bersih (NIM) konsolidasian tercatat sebesar 7,3 persen.

Muljono mengamini bahwa terdapat tekanan terhadap NIM, sehingga NIM pada 2024 turun dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mendukung dari segi bottom line, maka Bank Danamon juga berupaya untuk menumbuhkan fee based income sehingga secara tahunan dapat tumbuh 11 persen yoy yang didukung oleh semua jenis fee, baik kredit maupun nonkredit.

Sepanjang tahun 2024, Bank Danamon mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 3,2 triliun. Adapun pendapatan operasional konsolidasian tercatat Rp 18,9 triliun atau tumbuh 4 persen yoy, sementara pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) konsolidasian tercatat Rp 8,3 triliun atau tumbuh 1 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement