Kamis 06 Feb 2025 18:56 WIB

NFA Sebut Pemangkasan Anggaran tak Berpengaruh Terhadap Target Swasembada Pangan

Pemangkasan tidak menyentuh bagian pokok terkait peningkatan produksi pertanian.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Friska Yolandha
Petani bersiap memanen sayur siomak di Kebun Maisa Petani, Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2024). NFA bicara terkait pemangkasan anggaran.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petani bersiap memanen sayur siomak di Kebun Maisa Petani, Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2024). NFA bicara terkait pemangkasan anggaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah gencar melakukan pemangkasan anggaran di berbagai sektor. Ini atas perintah Presiden Prabowo Subianto.

Pertanyaannya, apakah kebijakan tersebut berpengaruh terhadap target swasembada pangan? Seperti diketahui kemandirian pangan termasuk gagasan besar pemerintahan Prabowo - Gibran. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (National Food Agency), Sarwo Edhy menjawabi isu ini, saat berbicara dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian bertajuk "Menyongsong Swasembada Pangan 2027".

Baca Juga

"Intinya ada pemangkasan atau tidak, yang penting semangat. Semangat kerja, semangat menyelesaikan tugas dengan baik, sesuai dengan program dan kegiatan yang telah ditetapkan," kata tokoh kelahiran Brebes itu, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025).

Ia menilai yang terpenting pemangkasan anggaran ini tidak menyentuh beberapa bagian pokok terkait upaya peningkatan produksi pertanian. Anggaran subsidi pupuk tak tersentuh. Artinya tetap seperti di awal, setelah dinaikkan oleh Presiden Prabowo.

Begitu juga dengan irigasi. Saat ini, pemerintah membenahi infrastruktur irigasi di lapangan. Sejauh ini, menurut Sarwo, berjalan lancar.

"Artinya, semangatnya tetap semangat swasembada. Jadi tidak ada pengaruhnya, menurut saya. Saya pribadi, sepanjang itu sudah ditetapkan oleh pemerintah, berapapun anggaran yang tersedia, tetap jalan," ujar Sestama NFA ini.

Dalam diskusi tersebut, ia menyuarakan optimisme menuju swasembada pangan, terutama komoditas beras. Saat ini, stok awal beras di tahun 2025, sebanyak 8,14 juta ton. Perkiraan produksi 2025 sekitar 32,29 juta ton. Kebutuhan per tahun, menyentuh angka 2,58 juta ton.

Artinya, dengan statistik tersebut, Indonesia bisa surplus komoditas beras. Jika ini berjalan sesuai rencana, sudah pasti terbebas dari impor di tahun 2025. Bahkan akan surplus 9,97 juta ton di penghujung tahun.

Meski demikian, Sarwo mengakui ada banyak tantangan untuk pengembangan sektor pertanian. Dimulai dari jumlah penduduk yang terus meningkat, alih fungsi lahan pertanian, perubahan iklim, keterbatasan ketersediaan air, gangguan OPT (organisme penggangu tanaman), Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas rendah, serta keterbatasan infrastruktur irigasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement