Jumat 31 Jan 2025 09:12 WIB

Optimistis Bisa Jaga Kinerja, BRI Buka Opsi Buyback Saham

Sunarso belum memerinci jumlah saham yang akan dibeli kembali.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso.
Foto: dok Republika
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) optimistis dapat menjaga kinerja positif di tengah dinamika pasar. Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan, perseroan memiliki kapasitas dan kualitas untuk mempertahankan profitabilitas secara berkesinambungan.

"Pokoknya kita berusaha meskipun situasinya tidak mudah. Tapi saya yakin BRI punya kapasitas dan kualitas untuk bisa mempertahankan tingkat perolehan labanya," ujar Sunarso saat ditemui usai acara BRI Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (30/1/2025).

Baca Juga

Menanggapi fluktuasi harga saham BRI (BBRI) di pasar, Sunarso menyebut bahwa perseroan akan mengusulkan aksi buyback saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). "Buyback nanti kami usulkan di RUPS," katanya.

Meski demikian, Sunarso belum memerinci jumlah saham yang akan dibeli kembali oleh perseroan. "Kami mau buyback sebanyak-banyaknya," tambahnya.

Selain itu, Sunarso juga menyoroti kontribusi BRI kepada negara dalam tiga tahun terakhir. BRI telah menyetorkan pajak sebesar Rp 90,4 triliun serta membagikan dividen interim sebesar Rp 20,33 triliun, dengan negara menerima Rp 10,88 triliun dan pemegang saham publik memperoleh Rp 9,45 triliun.

"Kami sudah mencicil bayar dividennya dari porsi negara Rp 10,8 triliun. Saya pamerkan ini di depan Bu Menteri Keuangan," ungkap Sunarso.

Dari sisi kinerja, hingga kuartal III 2024, BRI mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp 45,36 triliun, tumbuh 2,59 persen secara tahunan (year-on-year). Selama sembilan bulan pertama tahun lalu, BRI juga telah membagikan dividen interim Tahun Buku 2024 sebesar Rp 135 per saham atau senilai Rp 20,46 triliun.

Dalam struktur kepemilikan saham BRI, negara menguasai 53,19 persen saham atau setara dengan 80,61 miliar lembar saham perseroan. Sementara itu, publik memiliki 46,81 persen saham atau setara dengan 70,95 miliar lembar saham. Dari total dividen interim Rp 20,33 triliun, negara memperoleh Rp 10,88 triliun dan pemegang saham publik menerima Rp 9,45 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement