Selasa 21 Jan 2025 17:41 WIB

Trump Diprediksi tak Terlalu Kejam ke China, IHSG Menghijau Lagi

IHSG ditutup menguat 11,08 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.181,82.

Pekerja berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (21/1/2025) sore. Angka itu ditutup naik mengikuti penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia dan global.

IHSG ditutup menguat 11,08 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.181,82. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,82 poin atau 0,10 persen ke posisi 834,45.

Baca Juga

“Bursa Asia didominasi penguatan karena para investor sedikit mengurangi kekhawatiran atas kemungkinan penundaan penerapan tarif bagi China," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hanya mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen pada Meksiko dan Kanada paling cepat pada 1 Februari 2025. Meskipun begitu, spekulasi adanya tarif impor untuk produk dari China, masih tetap ada.

Pelaku pasar AS tutup karena hari libur pada Senin (20/1/2025), sehingga reaksi pertama terhadap kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih terasa selama perdagangan Asia pada Selasa (21/1/2025). Dari komoditas, harga minyak melemah setelah Donald Trump mengumumkan rencana untuk memaksimalkan produksi minyak dan gas AS.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor menguat dengan sektor infrastruktur naik paling tinggi yaitu sebesar 0,75 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing naik sebesar 0,70 persen dan 0,68 persen.

Sementara itu, tujuh sektor menurun yaitu sektor properti turun paling dalam minus sebesar 0,86 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor teknologi yang masing-masing turun sebesar 0,53 persen dan 0,45 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BINO, DATA, SAMF, LABA, dan KEJU. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BTEK, KJEN, BEBS, TRUS dan MDRN.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.331.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 18,84 miliar lembar saham senilai Rp 12,65 triliun. Sebanyak 258 saham naik, 358 saham menurun, dan 339 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 125,48 poin atau 0,32 persen ke 39.027,98, indeks Shanghai melemah 1,76 poin atau 0,05 persen ke 3.242,62, indeks Kuala Lumpur menguat 8,12 persen atau 0,52 poin ke posisi 1,580,46, indeks Straits Times melemah 12,60 poin atau 0,33 persen ke 3.795,37.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement