REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik dari PLN. Itu merupakan permasalahan bersama yang harus segera dicarikan solusinya.
Apalagi Indonesia memiliki cita-cita besar. Salah satunya menjadi negara berdaulat di sektor energi. Muaranya, rakyat harus menikmati apa yang dicita-citakan tersebut.
"Sebagian besar menggunakan listrik swadaya, itu pun sedikit, dan yang menggunakan BBM (bahan bakar minyak) yang harganya mahal," kata Bahlil saat berbicara menjelang diresmikannya proyek ketenegalistrikan di 18 Provinsi, terpusat di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).
Ia menjelaskan, sekitar 340 kecamatan, 6700 dusun belum terlistriki dengan baik. Jika dikonversi ke jiwa, lanjut Bahlil, kurang lebih 1,3 juta rumah tangga mengalami hal ini. Butuh anggaran untuk menyelesaikan situasi ini.
Menteri ESDM mengatakan, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 48 triliun. Itu terhitung selama lima tahun ke depan. Sasarannya, dusun-dusun, desa-desa, dan kecamatan-kecamatan tersebut bisa terlistriki. "Kami yakin, Insya Allah, apa yang Bapak Presiden arahkan, kalau ini mampu kita lakukan, bisa kita wujudkan," ujar Bahlil.
Ia menyinggung sebuah akselerasi di sektor ketenagalistrikan. Tentunya itu menjadi bagian dari langkah solutif. Total 37 proyek siap beroperasi.
Sebanyak 26 di antaranya merupakan pembangkit listrik. Total kapasitas terpasang, 3,2 giga watt. Sisanya 11 transmisi dan gardu induk. Panjang transmisi menyentuh angka 739,7 kilometer sirkuit, dan gardu induk 1740 megawatt. "Proyek ini mengalirkan listik dari pembangkut baru," ujar Bahlil.
Tentang 26 pembangkit yang baru diresmikan, nilai investasinya sekitar Rp 72 triliun. Sebanyak 89 persennya, merupakan energi bersih. Itu terdiri dari gas dan energi baru terbarukan.
Menteri ESDM menerangkan, saat ini total kapasitas listrisk eksisting Indonesia ada 101 GW. Lalu yang dikelola PLN sebanyak 72-75 GW. Dari jumlah tersebut, kurang lebih 15-16 persen memakai EBT.
"Target perencanaan kita sebenarnya di 2025 itu sudah harus mencapai 23 persen. Artinya kita masih defisit kurang lebih sekitar 8 ribu megawatt atau 8 gigawatt. Tetapi dengan kondisi yang ada, Insya Allah kita akan mampu mengejar apa yang menjadi target kita semua," ujar Bahlil.
Menteri ESDM turut menyinggung isi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2025-2034. Ada target penambahan ketenagalistrikan 71 GW. Kemudian jaringan kurang lebih 48 ribu kilometer sirkuit.
Pembangunan 71 GW pembangkit baru, kata Bahlil bakal lebih melibatkan swasta. Sekitar 60 persen. Namun, tentunya setelah melalui proses verifikasi matang.
"Tapi swasta yang kredibel, swasta yang sejalan dengan pemerintah bukan swasta yang membuat gerakan tambahan di luar apa yang dilakukan oleh pemerintah," ujar Bahlil.
Pun demikian dengan pembangunan transmisi. Ia pastikan bakal gencar dilakukan. Sehingga permasalahan klasik selama ini, terselesaikan.
Bahlil menilai, pengembangan jaringan belum optimal. Potensi EBT yang jauh dari pusat, sulit dibangun. Sementara ke depan, pemerintah lebih banyak mendorong penggunaan energi hijau.
"Kami tambahkan juga bahwa pengembangan transmisi untuk 10 tahun ke depan juga sangat masif," ujar Bahlil.
Presiden Prabowo menjadi pembicara kunci sekaligus memimpin prosesi peresmian 37 proyek dari PLTA Jatigede itu. Menurut Prabowo, ini sebuah pencapaian besar. lompatan hebat di sektor kelistrikan.
Meski demikian, masih ada beberapa hal yang harus dicarikan solusinya. Presiden mendengar laporan ribuan dusan belum terlistriki. Negara butuh Rp 48 triliun menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Kalau Rp 48 triliun dibagi lima, berapa itu? Rp 9 triliun. Rasa-rasanya lima tahun kita bisa melakukan itu. Saya dapat laporan dari Menteri Keuangan, arahan saya untuk melakukan penghematan di semua bidang. Alhamdulillah menghasilkan penghematan yang cukup besar sehingga bangsa kita akan melakukan transformasi ke arah hilirisasi, ke arah industrialisasi secara besar-besaran, dan akan mengagetkan dunia," tutur Prabowo.
Ia menilai, puluhan proyek besar yang mulai berproses pada tahun ini, menggunakan kekuatan sendiri. Ada perkembangan nyata. Menurutnya, setahap demi setahap, menuju apa yang dicita-citakan. Ia optimistis, target pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai. Ia mendorong percepatan industrialisasi, juga hilirisasi.
Prabowo kembali mengucapkan terima kasih atas proyek besar yang siap beroperasi. Ia menilai, ini contoh jika semua stakeholder kompak, bekerja keras, target target apapun bisa dicapai.