REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra Daihatsu Motor (ADM) optimistis pasar otomotif 2025 akan tumbuh meski dihadapkan pada beberapa tantangan, khususnya terkait dengan perubahan kebijakan pajak dan harga. Kebijakan tersebut di antaranya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen, dan pajak Opsen yang berlaku pada Januari 2025.
“Awal tahun ini semoga pasarnya membaik, optimistis harusnya, karena sudah pemerintahan baru harapannya kebijakannya pasti untuk pertumbuhan Indonesia, baik itu 100 hari pertama maupun nanti di hari-hari selanjutnya,” ujar Direktur Marketing & Komunikasi Korporat PT ADM Sri Agung Handayani pada jumpa pers di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan, penjualan mobil turun sebesar 13,9 persen sepanjang 2024, dengan sebanyak 863.723 unit terjual. Meskipun Daihatsu optimistis angka tersebut akan naik pada tahun ini, kebijakan PPN dan Opsen sempat memengaruhi prospek pasar.
Di sisi lain perusahaan mengapresiasi respons pemerintah yang telah memberikan kelonggaran bagi beberapa provinsi dalam implementasi kebijakan Opsen. Beberapa daerah bahkan menunda penerapan aturan Opsen selama 3 hingga 12 bulan.
“Kita bersyukur akhirnya pemerintah terutama pemerintah di provinsi bisa memahami industri, ada yang mempospon pelaksanaan opsen 3 bulan, ada yang 6 bulan, ada yang setahun, dan hanya sedikit provinsi yang belum menurunkan kebijakannya,” kata Sri.
Daihatsu menyebutkan, dari 38 provinsi di Indonesia, hanya lima provinsi yang belum menurunkan kebijakan terkait Opsen, yakni Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam hal harga, Daihatsu mengonfirmasi bahwa sejak Januari tahun ini, harga kendaraan mereka mengalami kenaikan antara Rp 1 juta - Rp 4 juta. Kenaikan ini dipengaruhi oleh perubahan tarif PPN dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Meskipun demikian, Daihatsu optimistis bahwa pasar otomotif Indonesia akan tetap berjalan lancar, asalkan tidak ada dampak besar terhadap daya beli konsumen, khususnya pembeli mobil pertama (first car buyers).