Rabu 15 Jan 2025 15:55 WIB

Nilai Ekspor Nonmigas Turun Secara Bulanan

Seluruh sektor secara bulanan mengalami penurunan.

Rep: Fredikus Dominggus/ Red: Muhammad Hafil
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Foto: Eva Rianti/Republika
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menyampaikan data perkembangan ekspor nonmigas Indonesia, menurut sektor. Pada Desember 2024, total nilai ekspor nonmigas Indonesia sebesar 21,92 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Jika dirinci menurut sektornya, sebagai berikut. Sektor Pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi sebesar 0,58 miliar dolar AS. Ekspor pertambangan dan lainnya, sebesar 3,73 miliar dolar AS. Ekspor industri pengolahan mencapai 17,61 miliar dolar AS. 

Baca Juga

"Seluruh sektor secara bulanan mengalami penurunan, dan penurunan nilai ekspor nonmigas, utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang turun sebesar 3,55 persen, dan penurunan secara bulanan ini utamanya disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor mesin untuk keperluan khusus, nikel, barang dari logam siap pasang untuk  konstruksi, kelapa sawit, dan juga besi dan baja," kata PLT Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Namun, jelas Amalia, secara tahunan, semua sektor (nonmigas) mengalami peningkatan, kecuali pertambangan. Peningkatan nilai ekspor nonmigas secara tahunan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan, mencapai 12,24 persen. Peningkatan nilai ekspor industri pengolahan ini, memberikan andil sebesar 8,58  persen terhadap kenaikan total ekspor nonmigas (year on year/YoY).

Berikut, beberapa catatan peristiwa yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan ekspor, impor, dan neraca perdagangan bulan Desember 2024. Pada Desember 2024, secara umum perubahan harga komoditas di pasar internasional bervariasi. Penurunan harga bulanan terjadi pada komoditas energi, logam mineral, dan logam mulia. Sementara harga komoditas pertanian naik, didorong oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit, kakao, dan kopi.

Secara rata-rata, harga komoditas pertanian, logam mulia, serta logam mineral, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan rata-rata tahun  2023. Lalu, rata-rata harga komoditas energi tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 5,07 persen, dibandingkan dengan rata-rata harga tahun 2023. Pada Desember 2024, PMI Manufaktur di beberapa negara mitra dagang utama menunjukkan pelemahan, seperti Amerika Serikat (49,4), dan Jepang (49.6), alias berada pada zona kontraksi. Sementara China (50,5), dan India (56,4), berada di zona ekspansif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement