Selasa 14 Jan 2025 09:15 WIB

Wamentan: Jangan Sampai Gabah Kering Dibeli Murah di Bawah HPP

Harga gabah yang rendah di bawah HPP bertentangan dengan kebijakan pemerintah.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyoroti harga gabah yang saat ini hanya mencapai Rp 5.000 per kilogram. (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyoroti harga gabah yang saat ini hanya mencapai Rp 5.000 per kilogram. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OGAN ILIR -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyoroti harga gabah yang saat ini hanya mencapai Rp 5.000 per kilogram. Menurutnya hal ini dianggap sangat merugikan para petani Indonesia. 

Wamentan mengatakan harga gabah yang rendah ini bertentangan dengan kebijakan pemerintah. Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan harga pokok pembelian (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.

 

"Saya ingin menekankan, memberi tahu pada masyarakat jangan sampai gabah dibeli murah. Ini penting ya. Peran Bulog diperkuat, Instruksi Presiden jelas, HPP Rp 6.500 per kilogram. Tapi kalau kurang-kurangnya ya jangan Rp 5.000, saya kira itu menyengsarakan petani kita,” ujar Sudaryono, dalam keterangan resmi Kementan, Selasa (14/1/2025).

 

Pemerintah melalui Bulog akan mulai menjalankan kebijakan penyerapan gabah dengan harga yang sesuai HPP pada 15 Januari 2025. Wamentan meminta seluruh daerah di Indonesia untuk mematuhi Instruksi Presiden (Inpres) dalam menjaga stabilitas harga gabah.

 

“Semua daerah seluruh Indonesia serentak harus mematuhi Instruksi Presiden. Jangan ada lagi harga gabah Rp 5.000 apalagi di bawah Rp 5.000,” tegasnya.

 

Sudaryono mengatakan Presiden Prabowo Subianto, memberikan perhatian besar terhadap sektor pertanian.  Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus mendorong peningkatan produksi dengan menambah alokasi pupuk subsidi sebanyak 100 persen, dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. 

 

Pemerintah, lanjut Wementan, juga menyediakan benih, alat mesin pertanian (alsintan), serta membangun infrastruktur irigasi dan pompaniasi untuk mendukung petani. Dengan berbagai langkah tersebut diharapkan dapat mencapai target swasembada pangan dalam waktu dekat. Kemudian memastikan ketersediaan bahan pangan yang cukup dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement