Rabu 01 Jan 2025 16:33 WIB

Optimasi Lahan dan Cetak Sawah Jadi Strategi Kejar Swasembada Beras

Dibutuhkan sinergi untuk meningkatkan sumber daya yang dimiliki.

Petani melakukan penanaman padi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Selasa (24/12/2024). Wapres Gibran dan Mentan Amran menanam varietas padi unggul Inpari 32 pada lahan persawahan seluas 530 hektare. Penanaman padi dilakukan dengan rice tranpslanter sebagai upaya pemerintah memperkuat mekanisasi dan percepatan swasembada. Penanaman padi ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Foto: Dok Kementan
Petani melakukan penanaman padi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Selasa (24/12/2024). Wapres Gibran dan Mentan Amran menanam varietas padi unggul Inpari 32 pada lahan persawahan seluas 530 hektare. Penanaman padi dilakukan dengan rice tranpslanter sebagai upaya pemerintah memperkuat mekanisasi dan percepatan swasembada. Penanaman padi ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meyakini bahwa program optimasi lahan (oplah) dan cetak sawah dapat menyelesaikan persoalan impor beras. Kedua program itu disebut dapat meningkatkan produksi dalam negeri demi mewujudkan swasembada pangan.

Mentan mengatakan bahwa oplah dan cetak sawah yang bisa dilakukan salah satunya di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dengan potensi lahan yang dapat digarap mencapai 500 ribu hektare.

Baca Juga

"Dengan pengembangan potensi optimalisasi lahan seluas 500 ribu hektare dan cetak sawah salah satunya di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, maka kebutuhan beras Indonesia dapat tercukupi tanpa impor lagi," kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Rabu (1/1/2025)

Amran mengaku telah melakukan peninjauan langsung lokasi potensial dalam oplah dan cetak sawah di Desa Bati-Bati, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel.

Menurutnya, dengan potensi 500 ribu hektare jika digarap maksimal, maka dapat menghasilkan lima juta ton gabah, dengan demikian Indonesia dapat menutup impor.

“Kalau 500 ribu ini tanam saja dua kali dengan produktivitas 5 ton, ini artinya bisa menghasilkan 5 juta ton gabah. Ini bisa menyelesaikan impor kita yang hanya 3 juta ton. Jadi Kalimantan Selatan bisa menyelesaikan impor kita,” katanya pula.

Untuk itu, Amran mendorong sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/Polri, perusahaan swasta, dan petani untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.

“Kita kolaborasi melihat ini air melimpah, tanahnya subur, nggak ada alasan kita nggak berproduksi dengan baik,” ujar Amran.

Ia juga menuturkan bahwa sektor pertanian saat ini mendapatkan dukungan besar dari Presiden Prabowo Subianto melalui kebijakan yang berpihak kepada petani. Kebijakan itu mulai dari regulasi pupuk bersubsidi yang memudahkan petani, anggaran sektor pertanian yang diperkuat, harga pokok penjualan (HPP) beras dan jagung yang dinaikkan, maupun pemberian bantuan sarana-prasarana produksi.

“Ini luar biasa perhatian bapak Presiden terhadap petani Indonesia. Kami ajak seluruh petani Indonesia ayo kita berproduksi ayo kita swasembada secepat-cepatnya sesuai arahan Bapak Presiden," kata Amran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement