REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengungkapkan bahwa BEI akan menggunakan sistem Nasdaq pada 2026 mendatang. Targetan itu bertujuan meningkatkan teknologi perdagangan BEI.
“Target kita di tahun 2026 pertengahan, kita sudah menggunakan sistem Nasdaq yang baru untuk dapat meningkatkan kapasitas daripada perdagangan kita,” kata Iman dalam konferensi pers Peresmian Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2024 di Gedung BEI, Senin (30/12/2024).
Iman menjelaskan, targetan tersebut merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang telah dibangun BEI dengan Nasdaq pada 24 April 2024 lalu.
“Kerja sama dengan Nasdaq untuk implementasi teknologi perdagangan dan pengawasan,” jelasnya.
Kerja sama BEI dengan Nasdaq diketahui merupakan salah satu inisiatif yang dilakukan BEI sepanjang 2024. Ada sejumlah inisiatif-inisiatif lainnya yang dilakukan oleh BEI.
Perinciannya, mulai dari inisiatif workshop & launching ASEAN Interconnected Sustainability Ecosystem (ASEAN-ISE) pada 29 Januari dan 15 Februari, lalu enhancement sistem penyelenggaraan pasar alternatif (SPPA) pada 19 Februari 2024, dan implementasi papan pemantauan khusus FCA & perubahan setelah post implementation review pada 25 Maret dan 21 Juni 2024. Serta pad 24 April 2024 tidak lain adalah kerja sama BEI dan Nasdaq dalam meningkatkan teknologi perdagangan BEI.
Kemudian peluncuran indeks IDX cyclical economy 30 pada 13 Juli 2024, peluncuran Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 pada 2 September 2024, dan grand launching single stock futures (SSF) pada 12 November 2024. Setelah itu, diadakan MoU Asean Exchanges Signing terkait depositary receipt business untuk meningkatkan pertumbuhan regional pada 21 November 2024, dan terakhir adalah penguatan regulasi melalui perubahan peraturan II-A dan II-P perluasan saham pre-opening, AR Waran, AR dan MPM SW pada 9 Desember 2024. Eva Rianti