Jumat 27 Dec 2024 08:12 WIB

Sektor Pariwisata Terintegrasi Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, Begini Analisisnya

Per Oktober 2024, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,19 juta orang.

Rep: Eva Rianti / Red: Friska Yolandha
Kawasan hutan pinus ramai pengunjung di Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (25/12/2024). Per Oktober 2024, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,19 juta orang.
Foto: Edi Yusuf
Kawasan hutan pinus ramai pengunjung di Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (25/12/2024). Per Oktober 2024, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,19 juta orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom yang juga eks Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin mengungkapkan potensi sektor pariwisata berkonsep terintegrasi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, potensi itu tidak terlepas dari sederet tantangan yang menjadi PR ke depan. 

“Aktivitas pariwisata diperkirakan menyumbang 12,69 miliar dolar AS, mencerminkan dampak penting sektor ini pada pertumbuhan ekonomi,” kata Masyita dalam keterangannya kepada Republika, Jumat (27/12/2024). 

Baca Juga

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Oktober 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai hingga 1,19 juta kunjungan, meningkat sekitar 22 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy). 

Angka tersebut menunjukkan pariwisata Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Menurutnya, kemampuan sektor pariwisata dengan memadukan berbagai jenis sektor dalam satu kesatuan produk jasa menjadikan sektor tersebut sangat cocok untuk didorong lebih jauh. 

Masyita mengungkapkan, peningkatan investasi di sektor pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan produk lokal disebut terbukti mampu memberikan dampak besar bagi perekonomian. Ia menyebut, hasil simulasi menggunakan data input-output menunjukkan adanya potensi penciptaan jutaan lapangan kerja, khususnya di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa. 

“Sebagai gambaran, setiap stimulus sebesar Rp 1 triliun pada sektor-sektor tersebut dapat menghasilkan 200 hingga 300 ribu lapangan pekerjaan,” kata dia. 

Dia mencontohkan pada sektor pertanian. Ada potensi belasan triliunan dari investasi pada 12 komoditas utama seperti rumput laut, karet, hasil pemeliharaan hewan lainnya, ubi kayu, kopi, kelapa sawit, jasa pertanian kehutanan dan perikanan, unggas dan hasil-hasilnya, hasil perkebunan lainnya, tebu, ternak dan hasil-hasilnya kecuali susu segar, dan padi.

“Bila masing-masing komoditas tersebut diinvestasikan  Rp 1 triliun secara bersamaan, sekitar Rp 12 triliun dapat menciptakan lebih dari 2,7 juta lapangan kerja atau peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 0,09 persen,” tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement