REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Keamanan Siber Teguh Aprianto meragukan klaim serangan ransomware terhadap PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) oleh kelompok ransomware baru bernama Bashe. Teguh menduga serangan ransomware tersebut hanya kabar bohong alias hoaks.
Teguh mengamati isu serangan ransomware terhadap Bank BRI oleh grup peretas baru bernama Bashe yang sempat menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Namun, Teguh menilai klaim tersebut tidak lebih dari lelucon.
“Seminggu yang lalu, muncul isu bahwa Bank BRI jadi korban ransomware berdasarkan klaim dari Bashe, grup yang masih baru. Namun, karena data yang dilampirkan tidak cukup meyakinkan, kami memilih untuk tidak mempublikasikan apapun terkait insiden ini,” kata Teguh dalam keterangannya pada Rabu (25/12/2024) lalu.
Setelah tenggat waktu berlalu, Bashe akhirnya merilis data yang mereka sebut sebagai bukti. Tapi Teguh menilai hasilnya jauh dari kredibel. “Datanya hanya satu file Excel dengan 100 baris yang ternyata cocok dengan dokumen yang sudah ada di Scribd dan PDFCoffee,” ujar Teguh.
Teguh menyebut klaim tersebut justru membuat grup ini terlihat tidak serius. Sebab menurut Teguh, bukti yang ditunjukkan tergolong lemah. "Lemahnya bukti yang diajukan kelompok peretas tersebut," ujar Teguh.
Kabar serangan siber tersebut mulanya muncul dari media sosial X melalui akun @FalconFeedsio yang menyampaikan BRI tengah terkena serangan Bashe Ransomware pada Rabu (18/12/2024).
Akun tersebut menyebut kelompok peretas berencana merilis sekaligus menawarkan data nasabah BRI untuk dijual. Akun @FalconFeedsio juga membagikan sejumlah informasi terkait kelompok peretas.
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memastikan tidak ada serangan siber ransomware atau kebocoran data pada sektor perbankan. Hal tersebut disampaikan Meutya usai adanya dugaan serangan ransomware terhadap BRI yang beredar di media sosial, termasuk X/Twitter.
Meutya menuturkan pihaknya sudah berkordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) dan mendapatkan konfirmasi tidak ada serangan yang menyasar sektor perbankan. Meutya juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan berita yang tersebar di media sosial, terutama dari akun yang tidak jelas asal usulnya. Ia meminta masyarakat untuk mengandalkan pemberitaan dari media massa yang kredibel dan terdaftar.