Jumat 13 Dec 2024 19:35 WIB

Perbankan Indonesia Tumbuh Positif, Kualitas Kredit dan Likuiditas Stabil

Pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai 10,92 persen secara tahunan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Kinerja industri perbankan Indonesia menunjukkan angka yang positif sepanjang tahun 2024, meskipun kondisi ketidakpastian ekonomi global terus mengemuka.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kinerja industri perbankan Indonesia menunjukkan angka yang positif sepanjang tahun 2024, meskipun kondisi ketidakpastian ekonomi global terus mengemuka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja industri perbankan Indonesia menunjukkan angka yang positif sepanjang tahun 2024, meskipun kondisi ketidakpastian ekonomi global terus mengemuka. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2024, sektor perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang solid dengan kualitas kredit yang terjaga dan likuiditas yang tetap stabil.

Pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai 10,92 persen secara tahunan (yoy), dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp 7.656,90 triliun. Kredit investasi menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yakni 13,63 persen, diikuti oleh kredit konsumsi yang tumbuh 11,01 persen dan kredit modal kerja 9,25 persen. Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan angka 12,64 persen yoy. 

Baca Juga

Dalam hal kredit berdasarkan kategori debitur, sektor korporasi tercatat tumbuh 16,08 persen, sementara kredit kepada sektor UMKM tetap tumbuh positif meskipun lebih moderat, yaitu 4,76 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh 6,74 persen yoy, mencapai Rp 8.751,16 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing mencatatkan pertumbuhan 6,72 persen, 7,43 persen, dan 6,18 persen yoy. Likuiditas industri perbankan pun tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada di level yang sehat, yakni masing-masing 113,64 persen dan 25,58 persen. 

Indikator ketahanan likuiditas jangka pendek dan pendanaan jangka panjang, seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR), juga menunjukkan angka yang solid, yaitu masing-masing 222,70 persen dan 129,50 persen. Hal ini mencerminkan ketahanan yang kuat dalam menghadapi potensi risiko ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement