REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim Mas Group berhasil memfasilitasi penjualan kredit RSPO untuk enam asosiasi pekebun swadaya yang dibina senilai total Rp 20 miliar. Enam asosiasi yang tergabung dalam Gabungan Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas (GAPSIMA) ini berlokasi di Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan, dengan total anggota sebanyak 4.654 pekebun swadaya dengan cakupan lahan 11.173 hektar. Tahun ini, asosiasi telah berhasil membawa seratus persen anggotanya untuk tersertifikasi RSPO.
Pekebun swadaya yang tersertifikasi RSPO mendapatkan premi atas upaya keberlanjutannya. Dengan membeli Kredit RSPO dari pekebun swadaya, maka dapat mendorong produksi minyak sawit berkelanjutan. Transaksi tersebut dilakukan melalui platform RSPO PalmTrace, yaitu pasar RSPO dan sistem ketertelusuran untuk pembelian dan penjualan produk minyak sawit bersertifikasi RSPO.
Sebagai perusahaan yang memberikan dampingan dan binaan terhadap pekebun swadaya, Musim Mas memberikan dukungan dengan menjembatani penjualan kredit tersebut kepada mitra-mitra perusahaan.
General Manager Project & Program Musim Mas Group, Rob Nicholls menjelaskan sesuai dengan tujuan program Pemberdayaan Pekebun Swadaya yang dijalankan, yaitu peningkatan kesejahteraan pekebun swadaya. Musim Mas, tutur Rob, telah menjembantani penjualan kredit RSPO mereka kepada mitra-mitra perusahaan sejak tahun 2020.
"Tahun ini, kami berhasil membantu penjualan senilai Rp 20 miliar dengan salah satu mitra kami yaitu Nestle. Total keseluruhan dana hasil penjualan kredit RSPO yang berhasil kami fasilitasi hingga saat ini senilai Rp 59 miliar. Kami senang bahwa hasil penjualan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pekebun swadaya".
Bagi asosiasi-asosiasi anggota GAPSIMA, insentif ini menjadi salah satu modal bagi mereka untuk dapat meningkatkan kapasitas organisasi dan kesejahteraan anggotanya. Syahrianto, Pekebun Swadaya sekaligus ketua GAPSIMA menyampaikan sebagian dana hasil penjualan kredit RSPO disalurkan kepada seluruh anggota agar dapat mereka gunakan sebagai tambahan modal untuk pemupukan dan perawatan kebun.
Sebagian lainnya, ungkap Syahrianto, dimanfaatkan untuk operasional asosiasi seperti kegiatan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, pengadaan pupuk, audit, peningkatan kapasitas dan keahlian pengurus, hingga pengembangan aset. "Kesejahteraan seluruh anggota pun kami tingkatkan dengan mendaftarkan mereka ke BPJS Ketenagakerjaan, hingga berbagai bantuan sosial menggunakan dana tersebut," tutur Syahrianto.
Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan di industri kelapa sawit, Musim Mas menganggap pekebun swadaya adalah kunci. Karena itu, perusahaan ini telah menjalankan Program Pemberdayaan Pekebun Swadaya sejak tahun 2015. Disamping memberikan pelatihan, program ini juga mendorong pekebun swadaya untuk membentuk kelompok, dimana hal ini sangat bermanfaat bagi mereka untuk penguatan kapasitas dan juga penerapan praktik perkebunan yang baik.
Selain itu, membentuk kelompok tani/pekebun juga menjadi salah satu syarat untuk sertifikasi baik ISPO maupun RSPO, serta akses ke beberapa program khusus dari pemerintah. Saat ini, Musim Mas telah membina 6 kelompok pekebun dalam bentuk asosiasi yang telah berbadan hukum, yaitu:
1. Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatra Utara
2. Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Negeri Seribu Kubah, Riau
3. Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak, Riau
4. Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu, Riau
5. Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Mitra Sambas Jaya, Kalimantan Barat
6. Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Trahayu Barito Utara, Kalimantan Tengah