Ahad 08 Dec 2024 09:05 WIB

Setelah Tiktok Dilarang, Kreator Konten Amerika Pindah ke Platform Instagram dan Youtube

Tiktok wajib menjual kepemilikan sahamnya ke perusahaan AS atau dilarang beroperasi.

Kreator konten TikTok meminta para follower untuk beralih ke platform rival seperti Meta Instagram dan Alphabets Youtube usai pengadilan federal melarangnya beroperasi.
Foto: AP Photo/Kiichiro Sato
Kreator konten TikTok meminta para follower untuk beralih ke platform rival seperti Meta Instagram dan Alphabets Youtube usai pengadilan federal melarangnya beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kreator konten TikTok meminta para follower untuk beralih ke platform rival seperti Meta Instagram dan Alphabets Youtube. Hal itu mereka lakukan setelah pengadilan federal memutuskan aplikasi tersebut dilarang di Amerika Serikat jika tidak menjual kepemilikannya ke perusahaan lokal sampai tanggal 19 Januari 2024.

Saat ni, Tiktok telah menjadi kekuatan digital utama di AS karena telah berkembang hingga mencapai 170 juta pengguna, terutama kaum muda yang tertarik dengan video-videonya yang pendek dan sering kali tidak sopan. TikTok telah menarik pengiklan dari beberapa pemain terbesar di AS dan menambahkan platform perdagangan TikTok Shop, yang telah menjadi pasar bagi bisnis-bisnis kecil.

Kongres AS, yang khawatir pemilik TikTok asal China mengumpulkan informasi tentang konsumen Amerika, telah mengesahkan undang-undang yang mengharuskan pemiliknya, ByteDance yang didukung China, untuk menarik TikTok-nya di AS atau menghadapi larangan. Pada Jumat (6/12/2024). pengadilan banding federal menegakkan hukum tersebut.

Ancaman-ancaman oleh politisi dan pihak lain terhadap TikTok telah meningkat selama bertahun-tahun, menyebabkan beberapa pengguna menepis ancaman-ancaman baru-baru ini. Itu tampaknya berubah pada hari Jumat, dengan prospek larangan hanya dalam waktu enam minggu. Banding Mahkamah Agung masih memungkinkan.

Di aplikasi tersebut, pemirsa dan kreator konten menyuarakan kekhawatiran dan kebingungan, banyak yang mengatakan mereka meragukan platform tersebut akan bertahan, dan bahwa mereka siap menghadapi yang terburuk.

"Untuk pertama kalinya saya menyadari bahwa banyak hal yang saya kerjakan bisa hilang," kata Chris Mowrey, seorang influencer media sosial Demokrat dengan 470.000 pengikut TikTok, kepada Reuters.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement