Rabu 06 Nov 2024 20:36 WIB

Wamenkeu: Jangan FOMO, Fokus pada Kebutuhan Finansial, Bukan Tren!   

Masyarakat khususnya anak muda harus lebih bijak memilih gaya hidup dan investasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Suahasil Nazara, mengingatkan generasi muda untuk tidak terjebak dalam fenomena Fear of Missing Out (FOMO). (ilustrasi)
Foto: Freepik
Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Suahasil Nazara, mengingatkan generasi muda untuk tidak terjebak dalam fenomena Fear of Missing Out (FOMO). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Suahasil Nazara, mengingatkan generasi muda untuk tidak terjebak dalam fenomena Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan tren yang sering kali berhubungan dengan gaya hidup konsumtif dan investasi yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan finansial. Suahasil menekankan agar masyarakat, khususnya anak muda, lebih bijak dalam memilih gaya hidup dan investasi.

"Jangan hanya sekadar mengikuti tren atau membeli barang karena teman-teman sudah memilikinya. Sukses finansial itu bukan tentang memiliki barang mewah atau pamer," ungkap Suahasil dalam Grand Ceremony Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It!) dsi Jakarta, Rabu (6/11/2024). 

Baca Juga

Menurutnya, sukses secara finansial harus dilihat dari kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup secara bijak, baik untuk masa kini maupun masa depan. Terlebih, dalam era digital saat ini, informasi datang dari berbagai sumber, termasuk media sosial yang seringkali menampilkan gaya hidup konsumtif yang menggiurkan. Hal ini bisa mendorong individu untuk membeli barang atau berinvestasi hanya karena takut ketinggalan tren.

"Jangan sampai terombang-ambing dengan banjirnya informasi. Fokuslah pada apa yang benar-benar kita butuhkan, bukan hanya apa yang kita inginkan," tegasnya.

Sebagai contoh, Suahasil menyoroti pentingnya pengelolaan keuangan yang cerdas, terutama dalam hal investasi. Ia menjelaskan dengan semakin banyaknya pilihan investasi yang mudah diakses melalui teknologi, masyarakat perlu memastikan bahwa mereka memilih investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan kemampuan mereka. 

"Dengan belajar terus, kita akan bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak, sesuai dengan tujuan dan kapasitas kita," tegasnya.

Salah satu investasi tanpa risiko adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah dan dapat diakses oleh siapa saja dengan modal terjangkau, mulai dari Rp 1 juta. "Investasi di SBN adalah salah satu cara untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara, dan ini adalah pilihan yang aman dan terjangkau," ujar Suahasil.

Ia juga menambahkan bahwa saat ini sekitar 875 ribu investor, sebagian besar anak muda, sudah bergabung dalam program SBN Retail. Dengan semakin mudahnya akses untuk berinvestasi, Suahasil berharap generasi muda dapat lebih bijak dalam memilih produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, serta terus belajar untuk meningkatkan literasi keuangan. 

"Jangan takut untuk mulai berinvestasi, tapi pastikan itu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita," tegas Suahasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement