Selasa 29 Oct 2024 06:15 WIB

Ahli Sarankan Makan Bergizi Gratis Akomodasi Program yang Sudah Ada

Melanjutkan program yang sudah ada akan meningkatkan keberlanjutannya.

Sejumlah siswa makan bergizi gratis di SDN Kebon Kopi, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/10/2024). Polresta Bogor Kota bersama Kodim 0606 Kota Bogor membagikan 243 paket makan bergizi gratis untuk siswa kelas 1 hingga 6 di SD tersebut bertujuan untuk menekan angka stunting sekaligus upaya mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Sejumlah siswa makan bergizi gratis di SDN Kebon Kopi, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/10/2024). Polresta Bogor Kota bersama Kodim 0606 Kota Bogor membagikan 243 paket makan bergizi gratis untuk siswa kelas 1 hingga 6 di SD tersebut bertujuan untuk menekan angka stunting sekaligus upaya mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Sudibyo Alimoeso menyarankan makan bergizi gratis mengakomodasi program-program yang sudah ada sebelumnya. Hal ity bertujuan agar bisa mengambil pengalaman atau data-data yang komprehensif sehingga pemberiannya lebih tepat sasaran.

“Kalau bisa kan memanfaatkan yang existing (sudah ada), kalau yang sudah berjalan itu kalau ada yang kurang, ya diperbaiki. Namun, ini kan (makan bergizi gratis) sudah siap semua infrastrukturnya, misal ada posyandu dan sebagainya,” katanya ditemui di Jakarta, Senin (28/10/2024).

Baca Juga

Menurut dia, apabila program makan bergizi gratis dapat mengakomodasi program-program yang sudah ada, maka tingkat keberlanjutannya dapat lebih stabil.

“Program-program yang sudah ada itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, seperti gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), kemudian program-program kita yang dasar seperti dapur sehat atasi stunting (Dashat) karena itu sudah disosialisasikan dan sebagainya, tinggal nanti mengimplementasikannya harus tepat,” ujar dia.

Program Manager Stunting Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga itu menekankan pentingnya memastikan keberlanjutan program-program yang sudah ada sebelum menjalankan program baru.

“Karena yang penting kan setelah itu bagaimana keberlangsungannya, kan suatu saat tidak mungkin dibebankan kepada pemerintah terus, nah kalau seandainya itu sudah ada pada sistem yang sudah berjalan, itu kan lebih gampang untuk tindak lanjutnya,” ucapnya.

Ia menegaskan, program makan bergizi gratis juga harus fokus pada sasaran yang membutuhkan apabila tujuan utamanya untuk menurunkan angka stunting.

“Kalau menurut saya ini kan yang penting harus fokus, artinya pada sasaran yang memang membutuhkan. Nah, program ini sangat bagus menurut saya karena persoalan kita terkait masalah gizi ini memang masih menjadi masalah yang utama, sehingga banyak kasus-kasus anak yang malnutrisi dan menuju stunting itu,” paparnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah membentuk 85 kantor satuan layanan program Makan Gizi Gratis yang kini sedang diuji coba di seluruh provinsi di Indonesia.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi usai menghadiri Retret Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang, Jawa Tengah, Minggu (27/10), menyebut satuan layanan itu disiapkan menjelang pelaksanaan program pada awal Januari 2025.

"Uji coba ini kan tidak hanya di satu tempat. Kami punya tempat uji coba yang sudah berjalan berbulan-bulan. Kurang lebih ada 10 bulan sudah, evaluasinya pun sudah banyak," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement