Rabu 09 Oct 2024 15:53 WIB

Gas Bakal Surplus tapi untuk LPG Masih Kurang, Ini Solusi dari Pemerintah

Saat itu, sumur-sumur yang ada saat ini akan berproduksi.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan pada 2026-2027, Indonesia akan surplus gas. Saat itu, sumur-sumur yang ada saat ini akan berproduksi.

Meski demikian, masih ada isu yang harus dicarikan solusinya. Ini terkait LPG. Bahlil menerangkan, konsumsi nasional kini menyentuh angka delapan juta ton LPG per tahun. Sementara kapasitas produksinya hanya 1,7 juta ton per tahun.

Baca Juga

"Sisanya impor. Nah dalam rangka mengurangi impor gas kita, mau tidak mau, kita akan dorong hilirisasi untuk membangun industri LPG," kata tokoh kelahiran Maluku Tengah, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Propana (C3) dan butana (C4) merupakan bahan baku gas khusus untuk liquefied petroleum gas (LPG). Dari sumber daya yang ada, menurut Bahlil, ada potensi tambahan 1,8 juta ton produksi di dalam negeri. Dengan demikian, hilirisasi bisa meningkatkan kapasitas produksi LPG sampai di angka 3,6-3,7 juta ton per tahun.

Belum berhenti sampai di situ. Perlu terobosan lain. Ini mengingat tingginya kebutuhan nasional. Ia menyebut caranya dengan terus mendorong pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas).

"Jargas kita juga masih minim sekali. Di Jawa Barat itu hanya 4 persen. Di Jawa Tengah itu hanya 2-3 persen. Yang agak bagus sedikit di Jawa Timur, hampir 6 persen. Maka ke depan kami akan melakukan program jaringan gas," ujar Bahlil.

Pemerintah baru saja melakukan peresmian awal pembangunan atau First Welding (pengelasan pertama) Pipa Cisem Tahap 2 pada Senin (30/09/2024). Peresmian dilakukan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Proyek pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II sepanjang 245 kilo meter (km), mencakup ruas Batang - Cirebon - Kandang Haur Timur. Proyek ini senilai Rp 2,7 triliun dengan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kontrak tahun jamak (multi years) 2024-2026.

Proyek tersebut merupakan kelanjutan dari Cisem Tahap I senilai Rp 1,17 triliun yang sudah selesai dibangun dan beroperasi pada 2023. Adapun Pipa Cisem Tahap I mencakup ruas Semarang-Batang. Proyek Pipa Transmisi Gas Cisem ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Gas kita itu lebih banyak ada di Jawa Timur, tapi karena tidak ada pipa penyambung jadi tidak bisa. Kalau pakai mobil biayanya tinggi. Itulah kemarin di DPR saya katakan, kalau ada kementerian yang nggak mau men-support untuk jargas ini, dia adalah bagian daripada yang pro-importir. Jadi memang ngeri-ngeri sedap," tutur Bahlil.

Ia menegaskan, dengan adanya jargas, masyarakat bisa menikmati. Harga terjangkau, otomatis meningkatkan daya beli mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement