REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan layanan internet, Biznet mengembangkan inovasi anyar pembangunan jaringan fiber optik bawah laut berupa yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Kalimantan dan Sulawesi, yakni Biznet Nusantara Cable System-2 (BNCS-2). Rencana pembangunan inovasi tersebut dimulai pada Oktober 2024.
BNCS-2 merupakan inovasi kelanjutan dari keberhasilan pembangunan BNCS-1 yang telah diluncurkan pada Juni 2024 lalu. BNCS-1 diketahui dibangun antara Pulau Jawa dan Sumatera serta Bangka. BNCS dibangun sebagai salah satu upaya Biznet mewujudkan visi perusahaan untuk dapat mengurangi kesenjangan digital dengan pemerataan akses koneksi internet yang mampu mendukung tranformasi digital.
“Untuk BNCS kenapa dilanjut ke BNCS-2, tentu tujuannya untuk membantu pemerataan,” kata Senior Manager Marketing Biznet Adrianto Sulistyo dalam konferensi pers HUT ke-24 Biznet di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).
Adrianto menjelaskan, inovasi pembangunan BNCS-2 berkaca dari BNCS-1 yang dinilai memberikan pengaruh positif kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan internet. Dia menyebut, BNCS-1 mengoneksikan internet dari Anyer sampai ke Kalianda, lalu dari Kalianda naik ke Bandar Lampung, Ogan Komering Ilir (OKI), Metro, sampai dengan Palembang, ternyata masyarakat di kawasan tersebut banyak yang tidak memperoleh akses internet yang kencang. Sehingga dengan adanya BNCS-1, kini masyarakat menjadi mampu menggunakan internet dengan lebih cepat.
Selain itu, menurut penuturannya, dengan dibangunnya BNCS-1, jumlah pelanggan mengalami peningkatan. Hal itu sejalan dengan campaign yang digelar secara konsisten oleh Biznet, dengan diantaranya memberikan bandwidth yang besar dan harga terjangkau pada layanan internet yang disediakan.
Dengan berkaca pada BNCS-1, Adrianto pun mengaku Biznet optimistis untuk melanjutkan pembangunan layanan tersebut di wilayah timur lewat BNCS-2. Dimulai pada bulan ini, Adrianto mengatakan prosesnya masih dalam tahap perizinan.
“BNCS-2 progress-nya dimulai dari bulan ini. Kita melakukan banyak sekali perizinan ke KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan),” tutur dia.
Perizinan dari KKP tersebut berkaitan dengan rute atau jalur dan posisi penempatan kabel fiber optik yang dibangun. Sebab, Biznet tidak boleh secara sembarangan dalam pembangunannya dalam lintas pulau.
“Jadi fase 1 kita melakukan sosialisasi, mengurus izin, mungkin maksimal tiga bulan. Lalu pembangunannya sekitar dua bulanan saja maksimal, tergantung jarak dan kondisi cuaca,” jelasnya.