Ahad 22 Sep 2024 00:46 WIB

Presiden Soroti Hilirisasi Sebagai Kunci Ekonomi: 'Pekan Depan Dua Smelter Beroperasi'

Presiden menekankan dalam kondisi normal RI tak bisa punya smelter.

Smelter nikel (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Smelter nikel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dalam pidatonya pada pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang berlangsung Kamis (19/9/2024) lalu, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah bagi sumber daya alam Indonesia. Dalam penjelasannya, Presiden memaparkan keberhasilan industri nikel sebagai contoh konkret proses hilirisasi.

"Urusan nikel adalah fokus kita, dari nikel ore menjadi nikel peak iron, lalu menjadi nikel met, dan selanjutnya menjadi stainless steel," ujar Jokowi. Ia mengatakan bahwa industri ini sudah mencapai produksi stainless steel, dengan proses yang masih berlangsung menuju produk-produk turunan lainnya, seperti alat makan dan jarum suntik.

Presiden juga menyoroti perkembangan industri baterai, di mana nikel ore telah diproses ke smelter, prekursor, dan katoda menjadi baterai sel. "Sekarang kita sudah memproduksi sekitar 180 ribu mobil elektrik, dan ke depannya kita bisa mencapai satu juta," tambahnya.

Selain nikel, Presiden Jokowi menyatakan bahwa hilirisasi telah dilakukan pada tembaga dan bauksit. Ia mengungkapkan bahwa dua smelter baru di Sumbawa dan Gresik, yang memerlukan investasi sekitar Rp 50 triliun sampai Rp 60 triliun rupiah, akan mulai beroperasi pekan depan. "Perlu dicatat, Freeport sekarang sudah milik Indonesia melalui MIND ID, dengan kepemilikan yang akan meningkat menjadi 60 persen," ujar Presiden.

Dalam konteks bauksit, dua proyek hilirisasi di Bintan dan Mempawah juga akan segera diresmikan, yang akan mendukung produksi aluminium untuk berbagai keperluan, termasuk velg mobil dan body pesawat.

"Di posisi dunia yang normal, kita tidak mungkin melakukan ini. Negara maju pasti akan menghalangi," ungkap Jokowi menekankan tantangan yang dihadapi untuk memajukan hilirisasi di Indonesia.

Melalui pidatonya, Presiden Jokowi memberikan gambaran optimis tentang masa depan industri Indonesia dan pentingnya hilirisasi untuk menciptakan daya saing yang lebih kuat di tingkat global.

Artikel ini dibuat dengan bantuan Artificial Intelligence yang sudah melewati proses editing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement