Selasa 17 Sep 2024 16:11 WIB

Ekspor Nonmigas Meroket, Tiga Komoditas Ini Jadi Andalan

Komoditas yang mengalami kenaikan nilai terbesar adalah CPO.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
BPS mencatat komoditas yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah CPO (Crude Palm Oil) dan turunannya.
Foto: Gita Amanda/Republika
BPS mencatat komoditas yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah CPO (Crude Palm Oil) dan turunannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kinerja beberapa komoditas yang menopang pertumbuhan nilai ekspor nonmigas pada Agustus 2024. Total nilai ekspor nonmigas pada periode yang disebutkan, mencapai 22,36 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Ada kenaikan sebesar 7,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/m-to-m). Apa saja komoditas yang menopang kenaikan itu? Pertama adalah lemak dan minyak hewani/nabati atau (HS 15) yang nilai ekspornya naik 470,78 juta dolar AS, jika dibandingkan dengan Juli 2024.

Baca Juga

"Komoditas yang mengalami kenaikan nilai terbesar adalah CPO (Crude Palm Oil) dan turunannya atau (HS 1511)," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Lalu ada komoditas minyak kelapa kopra kernel kelapa sawit atau babassu dan fraksinya ) (HS 1513), margarin, campuran atau olahan yang dapat dimakan (HS 1517). Itu semua masuk dalam kategori lemak dan minyak hewani/nabati (HS15).

"India, Pakistan, dan Malaysia, adalah negara tujuan utama, ekspor komoditas HS 15 yang mengalami peningkatan itu," ujar Pudji. 

Kedua, biji logam, terak, dan abu (HS 26), yang nilai ekspornya naik 334,65 juta dolar AS, jika dibandingkan dengan Juli 2024. Komoditas yang mengalami kenaikan terbesar adalah biji tembaga dan konsentratnya atau (HS 2603).  Jika dirinci menurut negaranya, maka China, Korea Selatan, dan Filipina, adalah negara tujuan utama ekspor komoditas HS 26 itu. Dalam kelompok tersebut masih ada bijih titanium dan konsentratnya (HS 2614), bijih niobium, tantalum, vanadium atau zirconium dan konsentratnya (HS 2615).

Terakhir, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), yang nilai ekspornya naik 163,21 juta dolar AS jika dibandingkan dengan Juli 2024. Komodits yang mengalami kenaikan nilai terbesar adalah mesin dan aparatus elektrik (HS 8543). Jika dirinci menurut negaranya, maka Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Thailand adalah negara tujuan ekspor utama untuk komoditas HS 85 itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement