Kamis 15 Aug 2024 14:55 WIB

Batu Bara, Baja, dan CPO Masih Jadi Komoditas Ungulan Ekspor RI Pada Juli 2024

Tiga komoditas memberikan share 28,43 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Foto udara kapal cepat melintas di samping kapal tongkang bermuatan batu bara terdampar di muara Sungai Batanghari yang sudah mengalami pendangkalan di Kampung Laut, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Selasa (1/8/2023). Pendangkalan yang menghambat lalu lintas angkutan pertambangan itu terjadi akibat pergeseran tanah yang terbawa arus dari bagian hulu, sementara aktivitas pengerukan yang dulunya rutin dilakukan sejak belasan tahun terakhir belum pernah dilakukan.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Foto udara kapal cepat melintas di samping kapal tongkang bermuatan batu bara terdampar di muara Sungai Batanghari yang sudah mengalami pendangkalan di Kampung Laut, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Selasa (1/8/2023). Pendangkalan yang menghambat lalu lintas angkutan pertambangan itu terjadi akibat pergeseran tanah yang terbawa arus dari bagian hulu, sementara aktivitas pengerukan yang dulunya rutin dilakukan sejak belasan tahun terakhir belum pernah dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistisk (BPS) mencatat, ekspor batu bara, besi dan baja, serta crude palm oil (CPO) dan turunannya masih menjadi komoditas unggulan ekspor nonminyak dan gas (migas) Indonesia pada Juli 2024.

“Nilai ekspor ketiga komoditas memberikan share 28,43 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2024. Nilai ekspor ketiga komoditas mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga

Nilai ekspor batu bara tercatat sebesar 2,49 miliar dolar AS, mengalami penurunan 0,07 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dari angka 2,49 miliar dolar AS pada Juni 2024. Dan menurun 2,49 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari angka 2,56 miliar dolar AS pada Juli 2023.

Adapun nilai ekspor besi dan baja pada Juli 2024 sebesar 2,03 miliar dolar AS, menurun 3,28 persen secara bulanan dari angka 2,10 miliar dolar AS pada Juni 2024, dan turun 8,07 persen secara tahunan dari angka 2,21 miliar dolar AS pada Juli 2023.

“Nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami penurunan 36,37 persen secara bulanan dan juga mengalami penurunan sebesar 39,22 persen secara tahunan,” lanjutnya.

Angka ekspor CPO dan turunannya pada Juli tercatat 1,39 miliar dolar AS. Lebih kecil dibandingkan Juni 2024 di angka 2,18 miliar dolar AS ataupun dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu sebesar 2,28 miliar dolar AS. Eva Rianti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement