REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan nilai impor perikanan menurun pada semester I tahun 2024 menjadi 219,54 juta dolar AS atau Rp 3,57 triliun (asumsi kurs Rp 16.294 per dolar AS). Besaran penurunan mencapai 35,15 persen dibanding periode serupa di tahun sebelumnya.
“Penurunan impor ini mengukuhkan Indonesia sebagai negara net eksportir produk perikanan,” ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (27/7/2024).
Budi menjelaskan, penurunan nilai impor perikanan membuat neraca perdagangan perikanan surplus sebesar 2,49 miliar dolar AS atau Rp 40,67 triliun. Nilai surplus tersebut pun meningkat 6,2 persen dibanding periode serupa tahun sebelumnya.
Untuk komoditas impor sendiri, lanjutnya, ada yang tujuannya untuk bahan baku industri dan ada juga untuk selain bahan baku industri, seperti untuk kebutuhan hotel, restoran, katering dan pasar modern (horekapasmod).
“Nah yang horeka ini adalah ikan-ikan yang tidak ada di Indonesia, seperti ikan salmon, trout dan ikan kod,” ucap Budi.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pasokan ikan hasil tangkapan nelayan dalam negeri yang mampu memenuhi kebutuhan industri pengolahan dan pemindangan. Ikan yang pasokannya cukup banyak yakni ikan-ikan pelagis seperti ikan kembung.
“Kami mendorong pelaku pengolahan dan pemindangan untuk memprioritaskan ikan hasil tangkapan nelayan kita sendiri. Dari awal tahun sampai Mei pasokan kita cukup, sehingga diprioritaskan menggunakan produk hasil tangkapan dalam negeri. Ikan impor itu hanya untuk mengisi ketika tak ada bahan baku,” lanjut Budi.
Sedangkan kinerja ekspor perikanan dari Januari hingga Juni nilainya mencapai 2,71 miliar dolar AS. Negara tujuan utama pengiriman yakni Amerika Serikat sebesar 889,39 juta dolar AS, disusul Cina (556,04 juta dolar AS), Asean (353,93 juta dolar AS), Jepang (285,47 juta dolar AS), dan Uni Eropa (193,35 juta dolar AS).
Untuk komoditas utamanya masih didominasi oleh udang, tuna-tongkol-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut.
Menurut Budi, kinerja ekspor perikanan masih terus digenjot melalui strategi promosi hasil perikanan, peningkatan kualitas hasil perikanan, hingga membuka peluang pasar baru di negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur.