Kamis 27 Jun 2024 16:13 WIB

Catat! Ini Lima Tips Investasi Saat Pasar Saham Sedang Lesu

Tujuannya adalah untuk menghindari konsentrasi risiko pada satu jenis investasi saja.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan beraktivitas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan beraktivitas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (19/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasar saham sedang lesu karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok di bawah level 7.000. Kondisi kinerja pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih terpuruk hingga Juni 2024 ini menunjukkan bahwa harga saham secara umum cenderung mengalami penurunan.

"Dalam situasi seperti ini investor disarankan mencari alternatif pilihan investasi yang lebih stabil atau berpotensi memberikan keuntungan yang lebih baik," tegas Fund Growth Specialist PT Indo Premier Sekuritas, Muhammad Arie Fadhlillah di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Baca Juga

Dalam kondisi saat ini para pelaku pasar khususnya big player juga cenderung mengamankan aset pada instrumen yang lebih konservatif dibandingkan saham yang relatif agresif. Oleh karenanya, dihadapkan pada kondisi pasar saham yang sedang lesu, Fadhlil pun memberikan lima tips investasi yang layak dilakukan.

Pertama adalah diversifikasi portofolio yang merupakan strategi untuk mengurangi risiko dengan cara mengalokasikan investasi ke berbagai jenis aset atau instrumen keuangan yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menghindari konsentrasi risiko pada satu jenis investasi saja.

"Dengan memilih beberapa jenis investasi yang berbeda, investor dapat mengurangi dampak negatif dari peristiwa yang mempengaruhi satu sektor atau aset tertentu," jelas Fadhlil.

Kedua, adalah memilih reksa dana. Saat mempertimbangkan alternatif investasi yang menawarkan stabilitas atau potensi keuntungan yang lebih baik saat pasar saham anjlok, reksa dana menjadi pilihan yang umum dipertimbangkan. Di antara jenis reksa dana, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dan Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) pun menjadi pilihan yang cukup populer. Salah satu platform online yang menjajakan beragam RDPU dan RDPT yang bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor adalah IPOT Fund milik Indo Premier Sekuritas.

“Pilihan RDPU dan RDPT yang tepat di IPOT Fund dapat mengurangi risiko sambil tetap mempertahankan potensi pengembalian yang baik," ujarnya.

Selanjutnya adalah melakukan analisis fundamental terhadap instrumen investasi yang dipilih. Pastikan untuk memahami risiko, potensi pengembalian serta faktor-faktor ekonomi dan pasar yang dapat mempengaruhi investasi tersebut.

“Pemilihan alternatif investasi harus selalu mempertimbangkan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing investor," ujarnya.

Tips keempat adalah konsultasikan dan mintalah saran dari ahli keuangan atau konsultan investasi adalah langkah yang sangat bijak ketika sedang mempertimbangkan strategi investasi. Ahli keuangan atau konsultan investasi memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pasar keuangan, produk investasi dan strategi investasi yang beragam.

“Mereka dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan objektif berdasarkan pengalaman mereka dalam menangani situasi investasi yang kompleks. Mereka juga dapat melakukan analisis mendalam terhadap profil risiko, tujuan investasi, dan situasi keuangan secara keseluruhan," kata Fadhil.

Terakhir adalah dengan melakukan evaluasi reguler. Pasar keuangan dapat mengalami perubahan cepat dan tidak terduga. Melalui pemantauan rutin, investor dapat mengidentifikasi perubahan tren, volatilitas pasar, dan faktor-faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi performa investasi serta bisa menyesuaikan strategi investasi untuk memaksimalkan potensi keuntungan dan mengurangi risiko.

"So, dengan menerapkan tip investasi di atas, investor tetap bisa memaksimalkan keuntungan atas aset yang dimiliki di saat pasar saham sedang lesu," ujar Fadhil.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement