Kamis 20 Jun 2024 18:24 WIB

Rupiah Tidak Meroket, Presiden Panggil Menkeu, Gubernur BI, Kepala OJK dkk ke Istana

Rupiah makin mendekat ke teritori Rp 16.500 per dollar AS

Pembahasan RAPBN 2019. Menkeu Sri Mulyani mengikuti Sidang Kabinet Paripurna membahas RAPBN Tahun Anggaran 2019 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Pembahasan RAPBN 2019. Menkeu Sri Mulyani mengikuti Sidang Kabinet Paripurna membahas RAPBN Tahun Anggaran 2019 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kamis sore memanggil menteri-menteri bidang perekonomian dan beberapa kepala lembaga guna membahas nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS. Sebagai informasi, pada Kamis pukul 14.46 WIB nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat mencapai Rp16.425 per dolar AS.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto disusul Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis sore, untuk mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi.

Baca Juga

Kehadiran mereka disusul kemudian oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Ya,” jawab Sri Mulyani singkat ketika wartawan menanyakan apakah ratas tersebut ditujukan untuk membahas pelemahan rupiah.

Secara terpisah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pelemahan rupiah yang terus terjadi merupakan hal yang wajar mengingat perekonomian AS yang kian membaik diikuti dengan mata uang dolar AS yang juga menguat pada berbagai mata uang dunia.

“Kita monitor saja dinamika atau fluktuasi berbagai mata uang dunia (currency), US dollar menguat, karena ekonomi Amerika membaik,” kata Airlangga usai acara Konferensi Pers Pengembangan King’s College London di Jakarta, Kamis.

Airlangga menyampaikan akan terus melakukan pengawasan terhadap pergerakan rupiah.

“Kita monitor saja, karena itu Bank Indonesia yang akan terus memonitor secara daily,” ujarnya. BI resmi menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25 persen. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement