REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan pertumbuhan di wilayah Asia Timur dan Pasifik turun menjadi 4,8 persen pada 2024. Perlambatan ekonomi di China mengimbangi pertumbuhan yang lebih cepat di negara lain.
"Pertumbuhan Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan turun menjadi 4,8 persen tahun ini, karena perlambatan di China mengimbangi pertumbuhan yang lebih cepat di beberapa negara besar lainnya," demikian dikutip dari laporan Bank Dunia bertajuk "Global Economic Prospects" yang diterima di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Pertumbuhan di kawasan Timur Tengah diperkirakan akan terus melambat, menjadi 4,2 persen pada 2025 dan 4,1 persen pada 2026, karena pertumbuhan di China terus melambat, melebihi peningkatan di negara lain di kawasan tersebut.
Dibandingkan dengan proyeksi bulan Januari, pertumbuhan Asia Timur dan Pasifik diperkirakan akan lebih tinggi 0,3 poin persentase pada 2024 dan lebih rendah 0,2 poin persentase pada 2025.
Di China, pertumbuhan diproyeksikan melambat menjadi 4,8 persen pada 2024, 0,3 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan bulan Januari, terutama mencerminkan aktivitas yang lebih kuat dari perkiraan pada awal tahun 2024, khususnya ekspor.
Menyusul ekspansi yang kuat pada 2023, konsumsi diperkirakan akan melambat secara signifikan pada 2024 di tengah melemahnya kepercayaan konsumen.
Pertumbuhan investasi secara keseluruhan akan tetap lemah, didukung oleh belanja pemerintah, namun terhambat oleh kelemahan sektor properti yang berkepanjangan.
Aktivitas real estate diperkirakan tidak akan stabil hingga menjelang akhir tahun, didukung oleh langkah-langkah untuk menopang sektor itu.
Pertumbuhan diproyeksikan semakin....