REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi pembiayaan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Saat ini, UMKM juga memiliki posisi strategis sebagai tulang punggung perekonomian nasional dan penyerap lapangan kerja.
Hal ini pun sejalan dengan arahan pemerintah kepada perbankan nasional untuk meningkatkan rasio kredit ke segmen UMKM. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, BSI terus berupaya meningkatkan kontribusi untuk mendorong para pelaku UMKM agar mampu naik kelas serta berdaya saing di pasar domestik dan internasional. Selain melalui peningkatan skill, salah satu yang dilakukan oleh BSI yakni dengan mendorong pembiayaan bagi UMKM.
Hingga Mei 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan kepada UMKM sebesar Rp 46,69 triliun atau tumbuh 17,05 persen secara tahunan. Hery pun menegaskan bahwa UMKM menjadi segmen yang akan terus didorong komposisinya oleh BSI.
“Tren pembiayaan UMKM BSI terus mengalami peningkatan. Ini tidak lepas dari perkembangan jumlah pelaku UMKM yang terus bertambah serta gaya hidup masyarakat yang mulai melihat perbankan syariah sebagai salah satu alternatif pembiayaan,” kata Hery dalam keterangan, Selasa (11/6/2024).
Dia menyebutkan, salah satu upaya BSI dalam mengembangkan UMKM adalah melalui UMKM Center yang ada di 3 daerah, yaitu Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya di Jawa Timur. Saat ini BSI memiliki 3.156 UMKM binaan di ketiga wilayah tersebut. BSI UMKM Center adalah program pemberdayaan wirausahawan melalui pelatihan, pembinaan, dan pendampingan bisnis. UMKM Center juga bisa menjadi tempat untuk berkonsultasi dan mendapatkan sertifikasi halal yang difasilitasi BSI.
BSI juga memiliki dua program unggulan untuk meningkatkan minat wirausaha muda untuk naik kelas, yaitu Talenta Wirausaha BSI yang sudah dimulai sejak 2021 dan BSI Aceh Muslimpreneur mulai 2023. Lewat kedua program tersebut, saat ini sudah ada lebih dari 12 ribu alumnus Talenta Wirausaha BSI dan 2.200 alumnus Aceh Muslimpreneur.
“Pembiayaan UMKM BSI berfokus pada bisnis-bisnis yang resilience, kuat, dan berkelanjutan. Ini karena BSI ingin memberikan manfaat tidak hanya untuk masyarakat, tetapi juga bagi alam melalui pembiayaan yang berkelanjutan,” tutur Hery.
BSI juga mendorong perluasan akses pada pembiayaan syariah melalui BSI Agen. BSI saat ini memiliki 90.628 BSI Agen yang menghasilkan 4,8 juta transaksi dengan volume transaksi senilai Rp11 triliun. BSI Agen ini tidak terbatas hanya pada pemilik usaha. Kalangan pengurus masjid atau musala, pondok pesantren, dan koperasi syariah juga dapat menjadi Agen BSI.
“BSI sadar inklusi keuangan syariah masih menjadi tantangan saat ini. Oleh karena itu, BSI Agen menjadi ujung tombak BSI di seluruh pelosok Indonesia agar masyarakat yang selama ini unbanked bisa mendapatkan layanan keuangan syariah yang sama,” ujar Hery.