Senin 03 Jun 2024 15:18 WIB

BPS: Komoditas Emas Perhiasan Terus Alami Inflasi Sejak 2023

Penyumbang utama inflasi kelompok perawatan pribadi adalah emas perhiasan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Komoditas utama yang menyumbang inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa adalah komoditas emas dan perhiasan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Komoditas utama yang menyumbang inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa adalah komoditas emas dan perhiasan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data beberapa komoditas yang mengalami inflasi pada Mei 2024. Kendati dalam skala umum, bulan ini terjadi deflasi 0,03 persen secara bulanan, atau ada penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menerangkan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi kelompok penyumbang inflasi terbesar, yakni 0,87 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen. Amalia mengatakan komoditas utama yang menyumbang inflasi pada kelompok ini adalah komoditas emas dan perhiasan. 

Baca Juga

"Komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi sejak September 2023," kata Plt Kepala BPS, di kantornya di Jakarta, Senin (3/6/2024).

Selain emas, komoditas bawang merah dan cabai merah juga menyumbang inflasi di tengah deflasi pada Mei 2024. Andil kedua komoditas ini, masing-masing sebesar 0,05 persen, dan inflasi masing-masing yakni sebesar 8,15 persen dan 11,49 persen. 

BPS mencatat komoditas cabai merah mengalami inflasi dalam tiga bulan terakhir. Ini disebabkan karena gagal panen di daerah sentra. Kemudian cabai merah, mengalami inflasi di bulan ini. Situasi demikian berbanding terbalik dengan 2022, 2023 di mana pada bulan Mei tahun itu, komoditas ini mengalami deflasi.

Seperti sudah di singgung di atas, secara keseluruhan, bulan ini mengalami deflasi. "Ini deflasi pertama setelah terakhir kali terjadi pada Agustus 2023," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor BPS, di Jakarta, Senin (3/6/2024).

Amalia menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan (m-to-m) terbesar, yakni makanan, minuman, tembakau, dengan deflasi sebesar 0,29 persen, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen. Komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras, dengan andil deflasi sebesar 0,15 persen, daging ayam ras dan ikan segar, dengan andil deflasi, masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tomat dan cabe rawit, dengan andil deflasi masing-masing 0,02 persen.

Amalia melanjutkan, komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota, sebesar 0,02 persen. Lalu tarif angkutan udara, sebesar 0,02 persen. Serta tarif kereta api dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement