Selasa 14 May 2024 21:25 WIB

BYD Perluas Pasar, Amerika Serikat tak Dilirik

Penetrasi kendaraan listrik di Amerika saat ini tengah alami penurunan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Mobil listrik BYD.
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Mobil listrik BYD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan kendaraan listrik raksasa asal China, BYD, akan memperluas pasarnya di kancah dunia dengan dukungan Berkshire Hathaway milik Warren Buffet. Meski membidik negara-negara besar seperti Jepang hingga Thailand, Amerika Serikat tampaknya tidak menjadi negara sasaran BYD.

CEO BYD Amerika, Stella Li, menyatakan bahwa pasar kendaraan listrik di Amerika Serikat (AS) sedang dalam tahap yang sangat membingungkan. Situasi ini terjadi karena adopsi kendaraan listrik oleh konsumen berjalan lambat.

Baca Juga

"Penetrasi kendaraan listrik di AS sebenarnya menurun," ujar Li, seperti dilansir Fortune pada Selasa (14/5/2024).

Saat berbicara di Milken Institute Global Conference, Li juga sempat menyatakan hal serupa. Dalam konferensi tersebut, Li mengungkapkan bahwa BYD tidak memiliki rencana penjualan ke AS.

Di sisi lain, AS sedang berupaya untuk menyingkirkan China dari rantai pasokan kendaraan listrik di negara tersebut. Belum lama ini misalnya, undang-undang terbaru AS menolak pemberian kredit pajak untuk kendaraan-kendaraan yang menggunakan komponen dari China, termasuk komponen baterai.

"(Geopolitik) memberikan dampak besar bagi BYD. AS menjadi pasar yang sangat protektif," lanjut Li.

Per Maret lalu, Presiden AS Joe Biden juga memberikan pernyataan yang cukup kontroversial. Dalam pernyataannya, Biden mengungkapkan bahwa mobil-mobil China bisa menjadi ancaman keamanan nasional. Biden mengklaim bahwa perangkat lunak bawaan di mobil-mobil China bisa mengumpulkan data mengenai lingkungan di sekitarnya dan mengirimkan data tersebut ke China.

Mantan presiden AS pun mengecam....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement