Sabtu 10 Feb 2024 15:21 WIB

BRI Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

Peran BRI sebagai perusahaan BUMN tidak terbatas pada fungsi financial intermediary.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto.
Foto: Dok. BRI
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai upaya dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas. Manajemen bank BUMN ini menyadari keberhasilan BRI mengakselerasi pembiayaan kepada segmen UMKM perlu diikuti dengan berbagai program pemberdayaan yang bertujuan mendorong pelaku UMKM naik kelas. 

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyebutkan ada beberapa cara yang dilakukan BRI untuk mendongkrak bisnis UMKM. Desa BRILiaN, program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s.

"Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRILiaN diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya," ujarnya.

Program pemberdayaan lain yang dilakukan oleh BRI yakni melalui Rumah BUMN. Rumah BUMN merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN dan Perusahaan BUMN untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan, khususnya UMKM yang di dalamnya menjadi pusat literasi serta inkubasi bisnis. "Sejak pertama kali didirikan pada 2017, saat ini telah tersebar sebanyak 54 Rumah BUMN milik BRI di seluruh Indonesia," sebutnya.

Dari awal terbentuk, terjadi pertumbuhan signifikan jumlah UMKM yang mendaftar dari tahun ke tahun. Sampai per Desember 2023, sebanyak 418.588 UMKM telah terdaftar dengan 12.232 jumlah pelatihan. Jumlah ini naik tiga kali lipat dibanding 2019.

Menurut Catur BRI juga memiliki program pemberdayaan UMKM lain yang memberikan dampak masif terhadap upaya UMKM agar go global dan go international yakni UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR. Pada perhelatan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 tercatat berhasil membukukan nilai penjualan business matching senilai 81,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS).

Business matching tersebut dilakukan oleh 86 buyers yang berasal dari 30 negara (dari target 80 buyers dari 25 negara), di antaranya dari Australia, Kanada, Taiwan, Australia, Singapura, Malaysia, dan UAE atau Uni Emirat Arab bersama dengan 85 peserta UMKM.

Nilai kesepakatan melalui business matching tersebut terus bertambah dari tahun ke tahun penyelenggaraan event ini. Seperti diketahui pada 2019 nilai business matching mencapai 33,5 juta dolar AS, naik pada 2020 menjadi 57,5 juta dolar AS dan pada 2021 kembali meningkat menjadi 72,1 juta dolar AS. Kemudian pada 2022 lalu nilainya menembus 76,7 juta dolar AS.

“Peran BRI sebagai perusahaan BUMN tidak terbatas pada fungsi financial intermediary semata namun juga memiliki fungsi dalam pemberdayaan (empowerment) bagi UMKM sehingga dapat menjadi penggerak ekonomi nasional,” kata Catur.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement