Kamis 25 Apr 2024 09:09 WIB

Merger dengan Wika, Bos PT PP: Masih Dievaluasi

Novel menyampaikan gagasan merger tersebut masih dalam proses evaluasi.

Logo Wijaya Karya (Wika).
Foto: AP/Dita Alangkara
Logo Wijaya Karya (Wika).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad angkat suara terkait rencana merger atau penggabungan antara PT PP dengan PT Wijaya Karya (Wika). Novel menyampaikan gagasan merger tersebut masih dalam proses evaluasi terkait data dua BUMN karya tersebut.

"Data-data yang dievaluasi cukup banyak. Tentunya dari sana nantinya kita bisa ketahui konsep dan stukturnya seperti apa, apakah merger, holding atau subholding," ujar Novel dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Plaza PP, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Baca Juga

Novel menyampaikan proses evaluasi melibatkan banyak pihak, mulai dari Kementerian BUMN hingga konsultan. Novel mengatakan PT PP masih menunggu proses evaluasi rampung.

"Setelah evaluasi dengan Kementerian BUMN dan melibatkan konsultan yang saat ini evaluasinya masih jalan, kami menunggu hasil keputusan Kementerian BUMN," ucap Novel.

Novel menyebut proses tersebut bertujuan memastikan kedua perusahaan dalam kondisi yang baik. Hal tersebut bertujuan agar konsolidasi dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.

"Apakah dimerger, subholding atau holding tentunya kondisinya harus dalam kondisi sehat, baik PT PP maupun Wijaya Karya, sehingga jadinya dengan konsep apa pun bisa memberikan kontribusi yang lebih baik," kata Novel.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, konsolidasi menjadi salah satu upaya memperbaiki tata kelola BUMN karya atau infrastruktur. Dengan konsolidasi, Erick meyakini kinerja BUMN karya akan jauh lebih efisien dan profesional. 

"Di (BUMN) karya hari ini, kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan tujuh perusahaan karya menjadi tiga perusahaan karya, yaitu dengan penggabungan yang namanya Adhi Karya, Nindya Karya, Brantas, dan Nindya Karya," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Selain itu, Erick pun mengkonsolidasikan Hutama Karya dengan Waskita serta PT PP dengan Wijaya Karya. Erick menekankan salah satu tujuan utama konsolidasi ini ialah berfokus pada penyehatan perusahaan. 

Erick juga sudah mulai mengklasifikasi BUMN karya ini ke berbagai kelompok kategori bisnis. Hal ini bertujuan agar BUMN karya bisa lebih fokus pada tugasnya masing-masing. 

"Misalnya di Hutama Karya dan Waskita mereka akan fokus di jalan tol, non-tol, institutional building, dan juga residential commercial," ucap Erick. 

Sementara Wika dan PP, lanjut Erick tidak menggarap segmen jalan tol. Erick meminta Wika dan PP fokus pada pembangunan atau pengembangan pelabuhan dan bandara, meski masih akan tetap masuk di segmen residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.

"Lalu juga penggabungan Adhi Karya, Nindya Karya, mereka akan fokus kepada air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lagi. Ini yang kita lakukan sebenarnya, konsolidasi sekaligus penyehatan," kata Erick. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement