Senin 22 Apr 2024 10:24 WIB

Konflik Timur Tengah Masih Jadi Pemberat, Rupiah Diprediksi Melemah

Data neraca perdagangan Indonesia bulan Maret 2024 akan dirilis pagi hari ini.

Petugas menunjukan uang dolar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menunjukan uang dolar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (22/4/2024) berpeluang melemah dipengaruhi oleh konflik di Timur Tengah yang memanas.

"Rupiah masih berpeluang melemah hari ini terhadap dolar AS akibat masih memanasnya situasi konflik di Timur Tengah," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (22/4/2024).

Baca Juga

Ia menuturkan dengan adanya serangan drone ke Iran di pekan kemarin, pasar masih mewaspadai kemungkinan konflik membesar. Kongres Amerika Serikat (AS) akhir pekan kemarin baru saja mengesahkan pemberian bantuan dalam jumlah besar untuk Ukraina, Israel dan Taiwan. Bantuan tersebut bisa saja dipandang pasar untuk memanaskan konflik.

Data neraca perdagangan Indonesia bulan Maret 2024 akan dirilis pagi hari ini. Menurut Ariston, bila neraca perdagangan surplus, mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Ia mengatakan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 16.300 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp 16.200 per dolar AS.

Pada awal perdagangan Senin (22/4/2024) pagi, rupiah naik 45 poin atau 0,28 persen menjadi Rp 16.215 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.260 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement