REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky menyatakan bahwa sektor perhutanan dan pertambangan dapat menjadi pendongkrak utama pertumbuhan ekonomi pada 2024 di empat Daerah Otonom Baru (DOB) di Papua.
"Kita tahu Papua itu kaya dengan hutan dan hasil tambang. Ini bisa menjadi pendorong pertama, tapi kemudian pendorong ini perlu didukung dengan aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya," ujar Teuku Riefky dilansir ANTARA.
Ia mengatakan, semua aktivitas ekonomi yang menopang kedua sektor tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan di empat DOB yang terbentuk pada 2022 itu.
Untuk membangun aktivitas bisnis dan konsumen di daerah tersebut, Riefky menyatakan, hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah menyusun dan mengimplementasikan program-program pendukung. Namun, dia mengakui bahwa dibutuhkan waktu bagi keempat wilayah baru tersebut untuk dapat menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
"Wilayah ini kan baru sehingga kemungkinan butuh waktu agar dampak programnya terlihat menurut angka pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari lalu, Papua Tengah merupakan DOB yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi sepanjang 2023, yaitu 5,95 persen. Sementara itu, Papua Pegunungan mengalami pertumbuhan sebesar 4,78 persen, Papua Selatan 4,27 persen, sedangkan Papua Barat Daya 1,82 persen.